Powered By Blogger

Senin, 06 Mei 2013

Laporan PKP


BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

1. Identifikasi Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Undang Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. Dalam Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menetapkan bahwa pendidikan nasional harus mampu meningkatkan mutu serta relevansi dan efisiensi untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, bahkan global. Sehingga perlu pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
Untuk mengoperasionalkan Sisdiknas, sekarang sekolah mendapatkan keluasan menyusun kurikulum sendiri yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang di dalamnya memuat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai tolak ukur terhadap keberhasilan pembelajaran. Inovasi-inovasi tersebut guna menunjang terhadap Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dan Permendiknas No. 22 dan 23 tahun 2003 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi.
Sementara itu untuk meningkatkan apa yang diamanatkan oleh tujuan pendidikan nasional yaitu terciptanya manusia Indonesia paripurna, Kosasih Djahiri (1983:3) menyatakan bahwa pendidikan adalah merupakan upaya terorganisir, berencana, dan berlangsung kontinyu ke arah membina manusia (anak didik) menjadi manusia paripurna, dewasa, dan berbudaya (civiled), kenyataannya di lapangan yang dialami penulis untuk meraih ke arah tersebut, masih banyak kendala, sehingga hasilnya belum optimal.
Hal ini dapat dilihat dari penguasaan dan pemahaman materi yang diajarkan seorang guru melalui nilai angka (secara eksplisit), sedangkan secara luas (implisit) melalui kompetensi siswa dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBM).
Data menunjukkan, dari sejumlah 25 siswa kelas IV SDN Wangunjaya I, Mata Pelajaran IPS, pada Sub Pokok Bahasan: Kegiatan Ekonomi Penduduk, masih banyak siswa yang nilainya masih di bawah batas KKM yaitu KKM = 65. Tepatnya 14 siswa atau sebanding 56% dinyatakan sudah mencapai target KKM = 65. Sedangkan sisanya sebanyak 11 siswa atau sebanding 44% dinyatakan belum mencapai target KKM = 65 dengan nilai yang bervariasi yang terkecil 40 .

2. Analisis Masalah

Dari jumlah data dan hasil analisis permasalahan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa proses pembelajaran yang tidak maksimal berimplikasi ke output (siswa) yang tidak berhasil pula. Oleh sebab itu, maka dipandang perlu untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Dalam perbaikan tersebut dengan mempertimbangkan kelemahan dan kekurangan yang dilakukan pada proses pebelajaran sebelumnya. Upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa seperti yang dikemukakan di atas, maka guru (penulis) akan melakukan penelitian dengan judul “ Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Kegiatan Ekonomi Penduduk ”.

Dari hasil analisis di atas diantara penyebab ketidak berhasilan itu dikarenakan oleh:

  • Karakteristik siswa yang kompleks
  • Metodologi kurang tepat
  • Sarana dan prasarana kurang mendukung
  • Kurangnya keprofesionalan seorang guru
  • Kurang interaktifnya siswa dalam pembelajaran







3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Cara alternatif dan prioritas pemecahan masalah dari jumlah data dan hasil analisa permasalahan di atas, maka guru (penulis) menyimpulkan bahwa proses pembelajaran yang tidak maksimal berimplikasi ke siswa yang tidak berhasil pula. Oleh sebab itu, maka dipandang perlu untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu untuk perbaikan pembelajaran. Dalam perbaikan tersebut dengan mempertimbangkan kelemahan dan kekurangannya yang dilakukan pada proses pebelajaran sebelumnya.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa seperti yang dikemukakan di atas, maka guru akan melakukan cara alternatif dalam pemecahan masalahnya yaitu dengan cara: Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Kegiatan Ekonomi Pendududk ”.
  1. Rumusan Masalah

Berbagai upaya pengembangan rumusan masalah dalam pembelajaran yang dilakukan guru diperlukan dalam rangka menciptakan mutu hasil dan dampak pendidikan yang berkualitas. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan kesosialan semata-mata, tetapi juga dituntut berkemampuan berfikir tinggi serta tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Mengoperasionalkan Permendiknas tersebut melalui penjabaran kurikulum dan indikator dalam proses pembelajaran masih banyak kendala. Indikasinya selain hasilnya kurang memuaskan, masih banyak pihak yang mengkhawatirkan kualitas pembelajaran di Indonesia.

Kualitas pembelajaran IPS yang dilakukan guru masih belum menyentuh permasalahan esensial. Masih dalam mentransfer konsep, bukan pemahaman dan pengaplikasian konsep.

Penggunaan metode/model pembelajarannya pun kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan belajar. Proses pembelajaran masih terpaku kepada guru yang salah satunya sebagai sumber informasi.

Kekurang pandaiannya menggunakan alat/media peraga menjadikan suasana pembelajaran di kelas akan menjadi kurang bersemangat terutama kepada, siswa yang menjadi subjek pembelajaran kurang aktif, tidak menarik, dan membosankan.

Kalau ditarik kesimpulan dari pernyataan di atas, masalah yang teridentifikasi yang menyebabkan hasil belajar belum mencapai target KKM = 65 sebagai berikut:

  1. Siswa tidak memahami konsep materi pembelajaran IPS
  2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS
  3. Guru kurang teliti memilih model/metode pembelajaran IPS
  4. Guru kurang pandai menggunakan alat/media pembelajaran IPS

Dari hasil analisis dan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi fokus perbaikan adalah:

  1. Bagaimana upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa di kelas IV SDN Wangunjaya I dalam pembelajaran Kegiatan Ekonomi Penduduk melalui penerapan metode dengan menggunakan media gambar ?
  2. Bagaimana cara menggunakan alat/media agar siswa kelas IV SDN Wangunjaya I terlibat pro aktif dalam pembelajaran?

  1. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Secara umum tujuan dari penelitian perbaikan pembelajaran yaitu memiliki kemampuan profesional yang lebih baik. Kompetensi yang dituntut dari guru profesional adalah memiliki kebiasaan berkemampuan ilmiah dalam merancang, melaksanakan, menemukan kekuatan, dan kelemahan dalam pembelajaran serta memanfaatkannya untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya yang melatar belakangi penelitian ini yaitu adanya hasil evaluasi siswa yang kurang memuaskan, belum mencapai target KKM = 65, serta dari hasil analisis masalah.

Maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mendeskripsikan (konsep-konsep materi pembelajaran)
  2. Memotivasi siswa supaya lebih aktif dalam pembelajaran
  3. Mendeskripsikan/menganalisis dampak penerapan metode media gambar terhadap materi pembelajaran tentang Kegiatan Ekonomi Penduduk dengan hasil belajar siswa.

Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sehingga dapat meningkatkan keprofesionalan guru.

  1. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Setelah melalui serangkaian panjang, proses perbaikan pembelajaran dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan, akhirnya menghasilkan suatu informasi data yang diharapkan dapat berguna. Keberhasilan-keberhasilan itu dapat dievaluasi melalui kegiatan-kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi keberhasilan itu terhadap siswa, praktikan dan program perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu, transparan, sistematik dan berkesinambungan.

Keberhasilan penelitian perbaikan pembelajaran ini, diharapkan bermanfaat bagi:

  1. Bagi siswa.
Siswa lebih merasakan suasana pembelajaran yang bermakna, yang pada akhirnya lebih termotivasi untuk belajar secara kontinyu.

  1. Bagi guru
Dapat meningkatkan kompetensi dan keprofesionalannya sebagai guru.
  1. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Yang bertugas melaksanakan administrasi management, pengawasan dan pelayanan. Untuk menunjang jalannya proses pendidikan.

  1. Bagi institusi
Sebagai tempat penelitian dilaksanakan yaitu dapat meningkatkan prestisi institusi tersebut

  1. Bagi Kelompok Kerja Guru (KKG)
Dapat merujuk dari hasil penelitian ini sebagai sumber referensi pelengkap dalam membangun dunia pendidikan yang semakin progresif.

  1. Bagi masyarakat luas
Sebagai pemakai dan pengguna dari hasil proses pendidikan.

















BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Model pembelajaran menjadi bagian penting dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Sebab keberadaan siswa itu akan terungkap dan terekspresikan melalui aktivitas model pembelajaran yang kita pilih. Untuk itu dijabarkan hakekat dari media gambar sebagai berikut:

1. Konsep Dasar Media

Santoso (1974) mengemukakan bahwa media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar ide atau gagasan sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima. Medium yang paling utama dalam komunikasi adalah bahasa. Manfaat media ditinjau dari segi isi (content) ide atau pesan (message) yang diajarkan, kegunaan media adalah menyediakan hal-hal yang secara biasa tidak dapat disajikan karena berbagai sebab, misalnya terlalu luas, sempit, besar, berbahaya, sudah lampau atau belum terjadi dan hanya dapat diperlihatkan dalam keadaan bergerak. Ditinjau dari jumlah penerimanya (siswa, publik, dan penerimanya) media bermanfaat untuk menghubungkan dengan orang banyak dan jauh. Melalui media banyak ide dapat disebarkan dengan cepat.
Media yang baik dapat menambah kesan dramatik atau realistic sehingga orang yang menerima lebih menaruh perhatian, lebih percaya atau lebih tergetar emosinya. Mc. Luhan (dalam Sri, 1998:171) seorang ahli komunikasi, memberikan batasan tentang pengertian media, yaitu semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari seseorang kepada orang lain yang tidak berada di hadapannya. Menurut pengertian ini media komunikasi melalui surat, telepon dan film.
Adapun Remiszewski memberikan batasan tentang pengertian media yaitu bahwa pesan dapat berupa orang atau benda kepada penerima pesan dalam proses belajar mengajar, penerima pesan ialah siswa. Melalui inderanya, siswa dirangsang oleh media untuk menggunakan kombinasi dari beberapa inderanya sehingga mampu menerima pesan secara lebih lengkap. Dalam proses pembelajaran, pesan yang disalurkan oleh media ialah isi pelajaran. Dengan kata lain, pesan ini dapt bersifat rumit dan mungkin juga dapat dirangsang dengan cara cermat untuk dikomunikasikan secara baik kepada siswa (dalam Subana, 1998:289).
Santoso (1974:287) menjelaskan beberapa manfaat media yaitu sebagai berikut:
  1. Menurut Gagne menjelaskan media adalah salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian. Di dalamnya tercakup segala peralatan fisik pada komunikasi, seperti buku, modul dan komputer

  1. Bretz menjelaskan berpendapat media sebagai perantara yang menghubungkan semua pihak yang membutuhkan. Hal ini yang mendorong Gerlach dan Ely berpendapat bahwa media pendidikan adalah grafik, fotografi, atau alat-alat elektronik yang digunakan untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan.

  1. Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang tak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain yaitu antara materi bahan perangkat keras dan perangkat lunak.

Media dapat digunakan dalam proses pembelajaran dengan dua arah sebagai berikut:

  1. Dependen media
Dependen media adalah media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media pembelajaran yang digunakan sendiri oleh siswa. Contoh gambar foto yang digunakan guru menerangkan suatu konsep.

  1. Independen media
Independen media adalah media pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri. Media ini dirancang, dikembangkan, dan diproduksi secara sistematik untuk menyalur kaninformasi secara terarah dan mencapai tujuan instruksional tertentu. Contoh media film bingkai, video, dan media cetak.
Atas dasar pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media dapat membantu guru untuk memberikan informasi dengan lebih baik diantaranya adalah:
  1. Memudahkan menggambar obyek yang sangat besar dan tidak dapat dibawa di dalam kelas, seperti gambar.
  2. Memudahkan obyek yang terlalu konfliks, yaitu dengan cara disajikan melalui diagram atau model yang sederhana.
  3. Menyajikan suatu proses atau pengalaman hidup yang utuh.

  1. Konsep Dasar Gambar

Berdasarkan kamus, gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). Gambar merupakan media visual dua dimensi di atas bidangnya yang tidak transparan. Dale (dalam Subana, 1998:322) menjabarkan bahwa guru dapat menggunakan gambar untuk memberikan gambaran tentang sesuatu sehingga penjelasannya lebih kongkrit bila diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar, guru dapat menterjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih realistis.

1)      Manfaat Media Gambar

Subana (1998:322) menjeiaskan manfaat gambar sebagai media pembelajaran antara lain:
  1. Menimbulkan daya tarik pada diri siswa
  2. Mempermudah pengertian atau pemahaman siswa
  3. Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak
  4. Memperjelas dan memperbesar bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati.
  5. Menyingkat suatu uraian. Informasi yang diperjelas dengan kata-­kata mungkin membutuhkan uraian panjang.


2)      Syarat-syarat Gambar

Subana (I998:322) menjelaskan syarat-syarat gambar sebagai media pembelajaran antara lain:
  1. Bagus, jelas, menarik dan mudah dipahami.
  2. Cocok dengan materi pembelajaran
  3. Benar dan otentik artinya menggambarkan situasi yang sebenarnya
  4. Sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan siswa
  5. Walaupun tidak mutlak baiknya gambar menggunakan warna yang menarik sehingga tampak lebih realistis dan merangsang minat siswa untuk mengamatinya
  6. Perbandingan ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran obyek yang sebenarnya, agar siswa lebih tertarik dan memahami gambar, hendaknya menunjukkan hal-hal yang sedang mereka perbuat.
  7. Gambar yang dipilih hendaknya mengandung nilai-nilai murni dalam kehidupan sosial.

3)      Kelebihan Media Gambar

Subana (1998:322) menjelaskan kelebihan gambar sebagai media pembalajaran antara lain:
  1. Gambar mudah diperoleh pada buku, majalah, koran, album foto dan sebagainya.
  2. Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih nyata.
  3. Gambar mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralata
  4. Gambar relatif mudah
  5. Gambar dapat digunakan dalam banyak hal dan berbagai disiplin ilmu



4)      Kelemahan Media Gambar

Subana (1998:322) menjelaskan kelemahan gambar sebagai media pembelajarn antara lain:
  1. Karena berdimensi dua, gambar sukar untuk melukiskan bentuk sebenarnya (yang berdimensi tiga).
  2. Gambar tidak dapat memperlihatkan gerak seperti halnya gambar hidup
  3. Siswa tidak selalu dapat menginterprestasikan isi gambar.
  4. Kadang-kadang terlalu kecil untuk dipertunjukkan di kelas yang lebih besar.

Untuk menciptakan pembelajaran menarik, dikembangkan model pembelajaran baru yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
  1. Aktif
Guru secara aktif mengaktifkan siswa untuk berfikir, berekspresi, dan bereksperimen.

  1. Kreatif
Guru mengkondisikansiswa untuk memunculkan kreatifitasnya sesuai dengan fotensinya.

  1. Efektif
Guru dituntut pandai memilih dari beberapa alternatif pilihan sehingga pembelajaran menjadi efektif.

  1. Menyenangkan
Guru harus memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga mereka merasa nyaman.




BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

  1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang sesuaikan dengan letak geografisnya, yaitu daerah yang jauh dari ibu kota kabupaten, dimana kehidupannya merupakan daerah pertanian. Ciri khas kehidupan siswanya pun sesuai dengan lingkungan pedesaan. Maka tidak jarang apabila pulang dari sekolah mereka suka membantu (bermain) dengan orang tuanya di sawah. Berangkat ke sekolahnya pun dengan berjalan kaki.

Berdasarkan jumlah siswa kelas IV di SDN Wangunjaya 1, yang berjumlah 25 terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan, dan kebanyakan orang tuanya menjadi petani/buruh tani atau serabutan.

  1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV di SDN Wangunjaya I, Desa Wangunjaya, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Letak geografisnya pun merupakan daerah pegunungan, sehingga udaranya sejuk. Jarak lokasinya dari kota kecamatan cukup jauh dengan beriklim sedang.

  1. Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan dua kali yaitu, siklus I pada hari Kamis tanggal 28 September 2012, dan pada hari Kamis tanggal 04 Oktober 2012, untuk perbaikan pembelajaran siklus II.

Sedangkan mata pelajaran yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dengan materi pembelajaran Kegiatan Ekonomi Penduduk. Waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran IPS yang ada di kelas IV SDN Wangunjaya 1, sehingga tidak merubah jadwal yang telah ada.

Untuk lebih jelasnya mengenai jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:

TABEL 3.1

JADWAL

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


No
Mata Pelajaran
Hari/Tanggal / waktu
Siklus
1
IPS
Kamis, 28 September 2012
Jam Ke 2 (08.40-09.15)
I
2
Kamis, 04 Oktober 2012
Jam Ke 2 (08.40-09.15)
II

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

  1. Prasiklus

Untuk pelaksanaan perbaikan prasiklus sesuai dengan rencana, maka:

    1. Meyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
    2. Menggunakan metode pembelajaran.
    3. Menyediakan alat peraga.
    4. Bekerja sama dengan supervisor 2 sebagai pengamat.
    5. Melaksanakan pembelajaran prasiklus, yaitu:

  1. Kegiatan Awal
  • Mengkondisikan siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan cara berdo’a, mengabsen dan menyiapkan alat tulis.
  • Mengapersepsi siswa melalui pertanyaan dengan memberikan pertanyaan.
  1. Kegiatan Inti
  • Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang kegiatan ekonomi penduduk
  • Guru mememberikan pertanyaan:
  1. Gambar apa ini ?
  • Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan tugas.

  1. Kegiatan Akhir
  • Guru menyimpulkan hasil diskusi.
  • Melaksanakan evaluasi akhir.
  • Guru menindaklanjuti pembelajaran dengan pesan moral: agar siswa lebih rajin belajar.

  1. Siklus I

Setelah menganalisis dan mengidentifikasi apa yang menjadi pokok permasalahan, perlu menyusun langkah-langkah rencana perbaikan sehingga pelaksanaannya tepat dan akurat.

Adapun langkah-langkah rencana perbaikan yaitu:

        1. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
        2. Penguasaan materi yang disesuaikan dengan karakteristik siswa
        3. Memilih metode yang tepat
        4. Menyiapkan alat peraga dan sarana pendukung
        5. Menyiapkan instrumen data, yaitu sumber observasi
        6. Menyiapkan pengamat dari sepervisor 2

Deskripsi Rencana Perbaikan Siklus I

          1. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
          2. Sub Pokok Bahasan : Kegiatan Ekonomi Penduduk


          1. Metode :
            1. Ceramah : Dilaksanakan dalam menjelaskan materi pembelajaran
tentang kegiatan ekonomi penduduk
            1. Diskusi : Untuk mengaktifkan siswa
            2. Penugasan : Sebagai tindak lanjut pembelajaran

d. Langkah-Langkah Pembelajaran

  1. Kegiatan Awal
  • Mengkondisikan siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan cara berdo’a, mengabsen dan menyiapkan alat tulis.
  • Mengapersepsi siswa melalui pertanyaan dengan memberikan pertanyaan.
  • Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu melalui proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar, diharapkan siswa dapat menjelaskan bebagai macam kegiatan ekonomi penduduk yang ada di lingkungannya..

  1. Kegiatan Inti
  • Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran tentang kegiatan ekonomi penduduk pada media peraga gambar sementara siswa memperhatikannya.
  • Guru mengeksplorasi siswa melalui:
  • Pertanyaan pancingan, gambar apa ini? (guru menunjuk ke alat peraga gambar tenang kegiatan ekonomi penduduk).
  • Tanggapan atas pernyataan siswa yang lain
  • Siswa dengan arahan guru membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi.
  • Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan LKS.
  • Melalui kelompoknya siswa mempersentasikan hasil diskusinya dan kelompok yang lain menanggapinya.


  1. Kegiatan Akhir
  • Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.
  • Melaksanakan evaluasi akhir.
  • Guru menindaklanjuti pembelajaran dengan pesan moral: agar siswa rajin lebih belajar.

  1. Siklus II

Dalam siklus II direncanakan akan mengoptimalkan pengalokasian waktu disetiap tahapan, serta penggunaan media gambar untuk membantu memperjelas materi pembelajaran dengan cara mengeksplorasi potensi siswa.

Langkah-langkah Rencana Perbaikan Siklus II

  1. Merevisi rencana perbaikan siklus I
  2. Menyusun rencana perbaikan siklus II
  3. Mempelajari pembelajaran dengan menggunakan media gambar
  4. Berlatih menggunakan media peraga
  5. Berlatih mengoptimalkan waktu
  6. Menyiapkan lembar observasi II
  7. Menyiapkan pengamat dari supervisor 2

Deskripsi Rencana Perbaikan Siklus II

          1. Metode :
            1. Ceramah : Dilaksanakan dalam menjelaskan materi pembelajaran
Kegiatan ekonomi penduduk
            1. Diskusi : Untuk mengaktifkan siswa

            1. Penugasan : Sebagai tindak lanjut pembelajaran

          1. Media :
  • Gambar pada kertas karton tentang kegiatan ekonomi penduduk

Langkah-langkah Pembelajaran

  1. Kegiatan Awal (± 5 menit)
  • Mengkondisikan siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan cara berdo’a, mengabsen dan menyiapkan alat tulis.
  • Mengapersepsi siswa melalui pertanyaan dengan memberikan pertanyaan:
  1. Apakah kalian pernah melihat kegiatan ekonomi penduduk yang ada di pasar ?
  2. Kegiatan ekonomi apa saja yang penah kalian lihat di pasar?
  • Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu melalui proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar, diharapkan siswa dapat menjelaskan berbagai macam kegiatan ekonomi penduduk yang ada di lingkungannya.

  1. Kegiatan Inti (± 20 menit)
-. Eksplorasi
  • Guru mengeksplorasi siswa melalui:
  1. Pertanyaan pancingan, gambar apa ini ? (guru menunjuk ke alat peraga gambar tentang kegiatan ekonomi yang ada di pasar)
  2. Tanggapan atas pernyataan siswa yang lain

-. Elaborasi
  • Guru menempelkan media peraga gambar berupa contoh kegiatan ekonomi penduduk.
  • Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran tentang kegiatan ekonomi penduduk melalui media peraga gambar sementara siswa memperhatikannya.
  • Guru memberikan kesempatan untuk bertanya

  • Siswa dengan arahan guru membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi.
  • Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan LKS.
  • Ketika siswa bekerja kelompok, guru melaksanakan pengamatan proses.
-. Konfirmasi
  • Melalui kelompoknya siswa mempersentasikan hasil diskusinya dan kelompok yang lain menanggapinya.
  • Menyimpulkan pembelajaran yang baru di pelajarinya

  1. Kegiatan Akhir 10 menit)
  • Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.
  • Melaksanakan evaluasi akhir.
  • Guru menindaklanjuti pembelajaran dengan pesan moral: agar siswa lebih rajin belajar.

C. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilaksanakan selama proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

Teknik analisis data yang dilakukan yaitu:

  1. RPP perbaikan pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II
  2. Lembar observasi I dan II
  3. Data nilai siswa prasiklus, siklus I dan II
  4. Pengamat (supervisor 2)
  5. Hasil perhitungan tes

Dalam teknik menganalisis data dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan apakah tujuan perbaikan tercapai dengan baik? analisis data dilakukan atas data/instrumen yang terkumpul dari setiap siklus yaitu instrumen prasiklus, siklus I dan siklus II. Berdasarkan data instrumen tersebut diketahui kekurangan dan kelebihannya. Oleh sebab itu, apa yang menjadi kekurangan pada perbaikan prasiklus, siklus I, diperbaiki dan disempurnakan pada proses perbaikan siklus II.
Berdasarkan hasil analisis data, terdeskripsikan kelebihan dan kekurangan selama proses perbaikan pembelajaran, yaitu :

  1. Kekuatan dan kelemahan pada perbaikan pembelajaran:

Prasiklus
    1. Kekuatan
  • Membuka pembelajaran
  • Menjelaskan materi pembelajaran
  • Melaksanakan evaluasi akhir

    1. Kelemahan
  • Tidak melibatkan siswa dalam menggunakan peraga
  • Tidak memahami atas kelebihan dan kekurangan yang dimiliki siswa
  • Kurang menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa

  1. Kekuatan dan kelemahan pada perbaikan pembelajaran:

Siklus I

    1. Kekuatan
  • Membuka pembelajaran
  • Mengelola individu dan kelompok dengan baik
  • Menjelaskan materi pembelajaran dengan runtut dan jelas
  • Penampilan penuh gairah dan meyakinkan
  • Pemantapan materi pembelajaran dengan padat
  • Mampu melaksanakan evaluasi proses dan akhir yang sesuai dengan tujuan perbaikan.




    1. Kelemahan
  • Kurang melibatkan siswa dalam menggunakan alat atau media peraga
  • Kurang pandai memotivasi siswa
  • Kurang memahami atas kelebihan dan kekurangan yang dimiliki siswa
  • Kurang menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa

  1. Kekuatan dan kelemahan pada perbaikan pembelajaran:

Siklus II
    1. Kekuatan
  • Media peraga sangat menarik siswa
  • Mampu melibatkan siswa dalam penggunaan media peraga
  • Pembelajaran sangat eksploratif, sehingga siswa termotivasi untuk lebih interaktif
  • Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa
  • Dengan penguatan pujian dapat menumbuhkan kepercayaan diri

    1. Kelemahan
  • Kekurangan pada siklus ini sudah diminimalisir melalui perbaikan pembelajaran siklus II

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Terkait dengan pencapaian yang telah dihasilkan dari program perbaikan pembelajaran, khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), peneliti akan mendistribusikan hasil tersebut. Adapun paparan hasil penelitian ini kami deskrifsikan sebagai berikut:

  1. Deskrifsi Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran
  1. Prasiklus

a. Rencana Prasiklus

Dalam prasiklus, dideskrifsikan langkah-langkah perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
  1. Menyusun Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP)
  2. Penguasaan materi
  3. Menyiapkan alat peraga
  4. Menyiapkan instrumen data

  1. Siklus I

b. Rencana siklus I

Dalam siklus I, dideskrifsikan langkah-langkah perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
  1. Meyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
  2. Penguasaan materi yang disesuaikan dengan karakteristik siswa
  3. Memilih metode yang tepat
  4. Menyiapkan alat peraga dan sarana pendukung
  5. Menyiapkan instrumen data, yaitu lembar observasi
  6. Menyiapkan pengamat dari sepervisor 2


  1. Siklus II

  1. Rencana siklus II


Dalam siklus II dideskrifsikan akan menginteraktifkan siswa serta mengoptimalkan penggunaan media gambar untuk memperjelas materi pembelajaran dengan cara mengeksplorasi potensi siswa.

Langkah-langkah rencana perbaikan siklus II :

  1. Merevisi Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
  2. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
  3. Mempelajari pembelajaran dengan menggunakan media gambar
  4. Berlatih menggunakan media peraga
  5. Menyiapkan lembar observasi II
6) Menyiapkan pengamat dari supervisor 2

Nilai Hasil Penelitian Pembelajaran

  1. Prasiklus, dan Siklus I

. TABEL 4.1

NILAI HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN SISWA PRASIKLUS DAN SIKLUS I

Hasil Nilainya:
No.
Nama
L/P
Prasiklus
Siklus I
Siklus 1
Ket.
1
Ilham Safat
L
40
63

2
Siti Nurhasanah
P
65
70

3
Silvi
P
70
80

4
Ade Akmal
L
80
80

5
Arik Ikmal
L
60
70

6
Ahmad Mulyadin
L
50
70

7
Agit Pratama
L
70
70

8
Ai Dini
P
60
75

9
Aldi Ismail
L
60
70

10
Ade Mohamad
L
70
75

11
Dalianti
P
65
70

12
Fadilah
P
80
80

13
Fanyy
P
65
75

14
Finisa
P
65
70

15
Hidayatuwloh
L
55
60

16
Hagi Nuaini
P
65
70

17
Hilma
P
56
70

18
Hilmi
P
60
60

19
Hilman
L
50
62

20
Irfan F
L
70
80

21
Ihsan Mubarok
L
70
70

22
Livia R
P
60
75

23
Mijar Ramdani
P
70
80

24
Rifki Ahmad
L
70
85

25
Nova Safira
P
40
60

Jumlah
25
1.566
1.790

Rata – rata

62,64
71,6

Nilai Terbaik
80
85

Nilai Terburuk
40
60


Dari daftar nilai 25 siswa di atas dapat diperoleh keterangan tuntas atau tidak tuntasnya, prasiklus nilai tertinggi yaitu 100, terendah 40 dengan nilai rata-rata kelas 62,64 dan nilai tertinggi 100, nilai terendah 85 dengan nilai rata-rata kelas 71,6 hasil pembelajaran siklus I, dan dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
TABEL 4.2

DAFTAR DAN TABEL TUNTAS/TIDAK TUNTAS HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN SISWA PRASIKLUS DAN SIKLUS I
  1. Hasil Pembelajaran Prasiklus

No
Kriteria
Jumlah Siswa
Nilai
1
Tuntas
14 siswa (56 %)
B/C
2
Tidak tuntas
11 siswa (44 %)
D

  1. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I

No
Kriteria
Jumlah Siswa
Nilai
1
Tuntas
20 siswa (80 %)
A/B
2
Tidak tuntas
5 siswa (20 %)
D


Hasil Penelitian Pembelajaran :

  • Dibandingkan dengan nilai prasiklus secara umum nilai ketuntasan pada siklus I sudah ada kenaikan.
  • Pada perbaikan siklus I terjadi kenaikan ketuntasan, yaitu sebesar 80 %.
  • Target belum tercapai secara keseluruhan, untuk itu diperbaiki pada siklus berikutnya (siklus II).

Dari data hasil penelitian pembelajaran tentang penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat dikelompokan dan ditafsirkan hasil data sebagai berikut:

  1. Dalam kegiatan awal guru berhasil membuka pembelajaran.
  2. Guru menggunakan media peraga gambar, kurang melibatkan siswa dan diam saja tidak memperhatikan.
  3. Selama peragaan dan penjelasan materi hanya satu arah, sehingga siswa kurang termotivasi untuk aktif.
  4. Walaupun demikian, materi cukup tuntas dan jelas.
  5. Penampilan guru penuh gairah.
  6. Selama mengeksplorasi siswa, guru kurang memahami kelebihan dan kekuranganya sehingga kepercayaan dirinya tidak nampak.










Nilai Hasil Penelitian Pembelajaran Siklus II

TABEL 4.3

NILAI HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN SISWA SIKLUS II
Hasil Nilainya:
No.
Nama
L/P
Siklus I
Siklus II
Siklus 1
Ket.
1
Ilham Safat
L
63
65

2
Siti Nurhasanah
P
70
75

3
Silvi
P
80
80

4
Ade Akmal
L
80
85

5
Arik Ikmal
L
70
75

6
Ahmad Mulyadin
L
70
75

7
Agit Pratama
L
70
80

8
Ai Dini
P
75
75

9
Aldi Ismail
L
70
80

10
Ade Mohamad
L
75
85

11
Dalianti
P
70
75

12
Fadilah
P
80
100

13
Fanyy
P
75
85

14
Finisa
P
70
75

15
Hidayatuwloh
L
60
65

16
Hagi Nuaini
P
70
75

17
Hilma
P
70
70

18
Hilmi
P
60
70

19
Hilman
L
62
65

20
Irfan F
L
80
85

21
Ihsan Mubarok
L
70
70

22
Livia R
P
75
75

23
Mijar Ramdani
P
80
85

24
Rifki Ahmad
L
85
100

25
Nova Safira
P
60
65

Jumlah
25
1.790
1935

Rata – rata

71,6
77,4

Nilai Terbaik
85
100

Nilai Terburuk
60
65


Dari daftar nilai 25 siswa di atas, dapat diperoleh keterangan tuntas/tidak tuntasnya hasil pembelajaran siklus II dengan nilai tertinggi yaitu 100, nilai terendah 65 dengan rata-rata nilai kelas 77,4. Dari tabel di atas dapat diinterpestasikan bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus II tercapainya target nilai siswa (KKM = 65) secara keseluruhan atau sebesar 100%.

TABEL 4.4

DAFTAR TUNTAS/TIDAK TUNTAS HASIL PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN SISWA SIKLUS II
  1. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II

No
Kriteria
Jumlah Siswa
Nilai
1
Tuntas
25 siswa (100%)
A
2
Tidak tuntas
0 siswa (0%)
-

Dari tabel di atas diinterpestasikan bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus II tercapainya target nilai siswa yaitu (KKM = 65) secara keseluruhan atau sebesar 100%.

Data deskripsi hasil penelitian pembelajaran difokuskan tentang penggunaan dengan media gambar untuk mengaktifkan siswa sehingga berani mengeluarkan pendapatnya sendiri.

Hasil penelitiannya sebagai berikut:
  1. Guru memakai media peraga untuk menarik perhatian siswa. Hasilnya sangat tertarik dan penuh penasaran.
  2. Selama peragaan, siswa dilibatkan sehingga sangat asyik dan menikmati jalannya pembelajaran. Tetapi kadang-kadang terjadi kegaduhan.
  3. Dalam peragaan media gambar itulah, guru menjelaskan materi dengan melalui media peraga. Hasilnya banyak yang termotivasi untuk lebih interaktif dalam pembelajaran.
  4. Selama proses pembelajaran berlangsung guru tidak lupa memberikan pujian (reward) atas keberanian siswa mengeluarkan pendapatnya.

TABEL 4.5

PRESENTASE KENAIKAN HASIL PEMBELAJARAN SISWA PRASIKLUS SIKLUS I DAN SIKLUS II

No
Kriteria
Tuntas
Tidak Tuntas
1
PRASIKLUS
56%
44%
2
SIKLUS I
80%
20%
3
SIKLUS II
100%
0%















GRAFIK 4.6
PRESENTASE KENAIKAN HASIL PEMBELAJARAN SISWA PRASIKLUS SIKLUS I DAN SIKLUS II
KELAS IV SD NEGERI WANGUNJAYA I


























Dari grafik 4.6 di atas memperlihatkan perbandingan antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dari tiap siklus. Sangat jelas terlihat, bahwa pada prasiklus siswa yang tuntas sebesar 56% sedangkan yang tidak tuntas sebesar 44%. Setelah dilaksanakan perbaikan siklus I baru ada kenaikan ketuntasan sebesar 80%, sedangkan terjadi penurunan pada ketidaktuntasan sebesar 20%. Ini semua berarti pada perbaikan siklus I adanya perubahan yang positif, walaupun tidak maksimal. Hasil perbaikan diperoleh secara menyeluruh terjadi pada perbaikan siklus II yaitu sebesar 100% siswa dinyatakan tuntas.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Pebaikan Pembelajaran

a. Pembahasan Prasiklus

Dari jumlah 25 siswa nilai yang sesuai KKM = 65 belum semuanya yaitu nilai terendah 40. Hal ini terjadi adanya proses pembelajaran yang kurang khususnya pendidik tidak menguasai materi pembelajaran. Ketidak berhasilan itu terkait dengan penguasaan materi dalam membuka pembelajaran, mengelola individu dan kelompok dalam pembelajaran.

Guru tidak berhasil menjelaskan materi pembelajaran dengan baik walaupun dibantu dengan alat-alat bantu untuk menjelaskan materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.

Meskipun sudah menggunakan alat bantu, tetapi dalam prakteknya tidak melibatkan siswa, sehingga tidak dapat menumbuhkan kepercayaan dirinya. Maka hasil pembelajarannya tidak akan berhasil sesuai apa yang di harapkan.

b. Pembahasan Siklus I

Dari jumlah 25 siswa yang mendapatkan nilai yang sesuai KKM = 65 berangsur-angsur naik dan nilai terendah 60, meskipun belum semuanya. Hal ini terjadi adanya proses pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum perbaikan. Keberhasilan itu terkait dengan kepiawaian membuka pembelajaran dalam mengelola individu dan kelompok dalam pembelajaran. Adanya perubahan dalam prinsip belajar, seperti yang dinyatakan oleh Whiteringto M. Buchori (1988:3) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses dalam berkepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola respon tingkah laku yang baru dan nyata dalam perubahan-perubahan pilar, kesanggupan sikap dan kebiasaan.

Disamping itu, guru berhasil menjelaskan materi dengan runtut dan jelas dengan bantuan media peraga, karena dengan alat-alat bantu inilah untuk memperjelas materi pembelajaranyang disampaikan kepada siswa. Tetapi tetap harus diperhatikan dalam penggunaan media tersebut.

Meskipun sudah menggunakan media peraga, tetapi dalam prakteknya tidak melibatkan siswa, sehingga tidak termotivasi dalam menumbuhkan kepercayaan dirinya. Karena tidak ada motivasi tersebut berimplikasi pada hasil pembelajarannya tidak akan begitu optimal.

Upaya memperbaiki kekurangan itu dilakukan perbaikan pembelajaran, supaya apa yang menjadi tujuan pembelajaran tercapai. Perbaikan ini dilaksanakan supaya apa yang menjadi konsep pembelajaran terpadu, yaitu “long live education” terealisasi.

c. Pembelajaran Siklus II

Melihat data hasil evaluasi pada siklus II ini, menunjukan kenaikan perbaikan yang signifikan semua dapat mencapai nilai KKM = 65 dan nilai terendah 65. Data instrumen evaluasi terdiri dari : evaluasi proses, evaluasi akhir, serta hasil evaluasi observasi dari supervisor yang menunjukan adanya keberhasilan maksimal.

Untuk mendorong motivasi siswa, pada perbaikan siklus II ini adanya memodifikasi media peraga supaya lebih menarik minat belajar yang pada akhirnya tercipta apa yang menjadi konsep pembelajaran yaitu mengharuskan kondisi siswa dan lingkungan dalam keadaan menarik dan nyaman, sehingga siswa dapat berfikir secara optimal.
Selama mendemonstrasikan media peraga, guru berhasil melibatkan siswa. Proses pembelajaran diharapkan lebih membekas dan bermakna dan dapat melakukannya sendiri. Karena hal ini seperti yang diungkapkan oleh Konfusius (1996) menyatakan “Apa yang saya dengar, saya lupa; Apa yang saya lihat, saya ingat; Apa yang saya kerjakan, saya faham”.

Dengan adanya media peraga gambar yang menarik, mendorong peserta didik terlibat dalam penggunaannya, ini merupakan pra syarat yang baik dalam mengeksplorasi pemahaman siswa tentang materi yang dibahas. Dengan media peraga sebagai alat bantu guru menggali potensi siswa secara bebas namun tetap pada konsep materi. Kesalahan memahami materi dapat diminimalisir dengan media peraga sebagai model supaya mengonkritkan konsep yang masih abstrak.

Paparan keberhasilan di atas adalah sebuah proses keberhasilan dalam penggunaan model pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Keberhasilan dalam penggunaan media gambar ini tidak hanya media peraga yang menarik, tetapi dituntut keprofesionalan guru dalam mengelola proses pembelajaran, terutama menginteraktifkan siswa.













BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LAJUT

Setelah serangkaian rencana perbaikan pembelajaran di laksanakan, menganalisa, menyajikan dan menginterprestasikan hasil data, maka dibuat simpulan:

  1. Simpulan

Dari hasil-hasil data, pada perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan merujuk pada tujuan perbaikan dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

  1. Dari jumlah siswa yang nilainya belum mencapai KKM = 65 dari prasiklus, ke siklus I terus meningkat, baru tercapai 100 % dari 25 siswa pada siklus II.

  1. Dengan pembelajaran interaktif dengan menggunakan media gambar, siswa jauh lebih berani mengeluarkan pendapatnya sendiri. Penyebabnya antara lain keprofesionalan guru dalam mengelola proses pembelajaran.

  1. Melalui media gambar dapat menumbuhkan keaktifan dan pemahaman siswa karena termotivasi oleh media peraga gambar.

  1. Kompetensi profesionalisme guru jauh lebih baik. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi guru

B. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan untuk dilaksanakan oleh guru dalam upaya meningkatkan kreatifitas dan prestasi siswa diantaranya:

  1. Dalam upaya meningkatkan prestasi siswa yang sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan situasi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

  1. Untuk meningkatkan keprofesionalan seorang guru dapat dilatih melalui mengikuti berbagai seminar, pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan.

  1. Memperdalam pembelajaran dengan menggunakan media gambar lebih sempurna atau memilih model pembelajaran lain yang disesuaikan antara sifat materi, media peraga, dengan karakteristik siswa.

  1. Dalam melaksanakan penilaian Komptensi Profesionalisme Guru melalui lembar observasi oleh supervisor harus benar-benar objektif dan transparan.

Usaha perbaikan pembelajaran ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kiranya perlu ditindaklanjuti melalui tukar pikiran dan pengalaman antara guru atau melalui wadah Kelompok Kerja Guru (KKG).


















DAFTAR PUSTAKA
  1. Dian Permana (2004). Ilmu Pengetahuan Sosial 6. Bandung: Acarya Media Utama

  1. Indrastuti, dkk. (2010). IPS SD/MI Kelas VI. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

  1. Istiyah, S.Pd. dkk, (2010). Media Pembelajaran. Jakarta : Multi Kreasi Satu delapan.

  1. Jenal, Aswari (2007). Tes dan Assesment di SD. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

  1. Nana Bermana, dkk (2007).Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 6. Bandung: PT Sarana Panca Karya

  1. Suciati, dkk (2007). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

  1. Sutanto, Nano, dkk (2010). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

  1. Udin S Winatraputra, dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta Universitas Terbuka

  1. Wardani, I.G.A.K, dkk (2010). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

  1. Wardani, I.G.A.K, dkk (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.