BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
1.
Identifikasi Masalah
Manusia membutuhkan
pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar
manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran. Undang Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 31
ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan
pendidikan. Dalam Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
menetapkan bahwa pendidikan nasional harus mampu meningkatkan mutu
serta relevansi
dan
efisiensi untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal,
nasional, bahkan global. Sehingga perlu pembaharuan pendidikan secara
terencana, terarah dan berkesinambungan.
Untuk
mengoperasionalkan Sisdiknas, sekarang sekolah mendapatkan keluasan
menyusun kurikulum sendiri yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), yang di dalamnya memuat Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) sebagai tolak ukur terhadap keberhasilan pembelajaran.
Inovasi-inovasi tersebut guna menunjang terhadap Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 dan Permendiknas No. 22 dan 23
tahun 2003 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi.
Sementara itu untuk
meningkatkan apa yang diamanatkan oleh tujuan pendidikan nasional
yaitu terciptanya manusia Indonesia paripurna, Kosasih
Djahiri (1983:3)
menyatakan bahwa pendidikan adalah merupakan upaya terorganisir,
berencana, dan berlangsung kontinyu ke arah membina manusia (anak
didik) menjadi manusia paripurna, dewasa, dan berbudaya (civiled),
kenyataannya di lapangan yang dialami penulis untuk meraih ke arah
tersebut, masih banyak kendala, sehingga hasilnya belum optimal.
Hal ini dapat
dilihat dari penguasaan dan pemahaman materi yang diajarkan seorang
guru melalui nilai angka (secara eksplisit), sedangkan secara luas
(implisit) melalui kompetensi siswa dalam kehidupan sehari-hari yang
sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBM).
Data menunjukkan,
dari sejumlah 25
siswa kelas IV
SDN Wangunjaya I, Mata Pelajaran IPS, pada Sub Pokok Bahasan:
Kegiatan
Ekonomi Penduduk,
masih banyak siswa yang nilainya masih di bawah batas KKM yaitu KKM
=
65.
Tepatnya 14
siswa atau sebanding 56%
dinyatakan sudah mencapai target KKM
= 65.
Sedangkan sisanya sebanyak 11 siswa atau sebanding 44%
dinyatakan belum mencapai target KKM
= 65
dengan nilai yang bervariasi yang terkecil 40 .
2.
Analisis Masalah
Dari
jumlah data dan hasil analisis
permasalahan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa proses
pembelajaran yang tidak maksimal berimplikasi ke output
(siswa) yang tidak berhasil pula. Oleh sebab itu, maka dipandang
perlu untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Dalam perbaikan
tersebut dengan mempertimbangkan kelemahan dan kekurangan yang
dilakukan pada proses pebelajaran sebelumnya. Upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa seperti yang dikemukakan di atas, maka
guru (penulis) akan melakukan penelitian dengan judul “
Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan
Pemahaman
Siswa
Tentang
Kegiatan
Ekonomi Penduduk
”.
Dari hasil analisis
di atas diantara penyebab ketidak berhasilan itu dikarenakan oleh:
- Karakteristik siswa yang kompleks
- Metodologi kurang tepat
- Sarana dan prasarana kurang mendukung
- Kurangnya keprofesionalan seorang guru
- Kurang interaktifnya siswa dalam pembelajaran
3.
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Cara alternatif dan
prioritas pemecahan masalah dari jumlah data dan hasil analisa
permasalahan di atas, maka guru
(penulis)
menyimpulkan bahwa proses pembelajaran yang tidak maksimal
berimplikasi ke
siswa
yang tidak berhasil pula. Oleh sebab itu, maka dipandang perlu untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu untuk perbaikan
pembelajaran. Dalam perbaikan tersebut dengan mempertimbangkan
kelemahan dan kekurangannya yang dilakukan pada proses pebelajaran
sebelumnya.
Upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa
seperti
yang dikemukakan di atas, maka guru akan melakukan cara alternatif
dalam pemecahan masalahnya
yaitu
dengan cara:
“Penggunaan
Media Gambar Untuk Meningkatkan
Pemahaman
Siswa
Tentang
Kegiatan
Ekonomi Pendududk
”.
- Rumusan Masalah
Berbagai upaya
pengembangan rumusan masalah dalam pembelajaran yang dilakukan guru
diperlukan dalam rangka menciptakan mutu hasil dan dampak pendidikan
yang berkualitas. Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS)
sebagai program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan
kesosialan
semata-mata, tetapi juga dituntut berkemampuan berfikir tinggi serta
tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini
sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar
Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial.
Mengoperasionalkan
Permendiknas tersebut melalui penjabaran kurikulum dan indikator
dalam proses pembelajaran masih banyak kendala.
Indikasinya selain hasilnya kurang memuaskan, masih banyak pihak yang
mengkhawatirkan kualitas pembelajaran di Indonesia.
Kualitas
pembelajaran IPS
yang dilakukan guru masih belum menyentuh permasalahan esensial.
Masih dalam mentransfer konsep, bukan pemahaman dan pengaplikasian
konsep.
Penggunaan
metode/model pembelajarannya pun kadang-kadang tidak sesuai dengan
kondisi lingkungan belajar. Proses pembelajaran masih terpaku kepada
guru yang salah satunya sebagai sumber informasi.
Kekurang pandaiannya
menggunakan alat/media peraga menjadikan suasana pembelajaran di
kelas akan menjadi kurang bersemangat terutama kepada,
siswa
yang
menjadi subjek pembelajaran kurang aktif,
tidak
menarik, dan membosankan.
Kalau ditarik
kesimpulan dari pernyataan di atas, masalah yang teridentifikasi yang
menyebabkan hasil belajar belum mencapai target KKM = 65
sebagai berikut:
- Siswa tidak memahami konsep materi pembelajaran IPS
- Siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS
- Guru kurang teliti memilih model/metode pembelajaran IPS
- Guru kurang pandai menggunakan alat/media pembelajaran IPS
Dari hasil
analisis
dan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi fokus
perbaikan adalah:
- Bagaimana upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa di kelas IV SDN Wangunjaya I dalam pembelajaran Kegiatan Ekonomi Penduduk melalui penerapan metode dengan menggunakan media gambar ?
- Bagaimana cara menggunakan alat/media agar siswa kelas IV SDN Wangunjaya I terlibat pro aktif dalam pembelajaran?
- Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Secara umum tujuan
dari penelitian perbaikan pembelajaran yaitu memiliki kemampuan
profesional yang lebih baik. Kompetensi yang dituntut dari guru
profesional adalah memiliki kebiasaan berkemampuan ilmiah dalam
merancang, melaksanakan, menemukan kekuatan, dan kelemahan dalam
pembelajaran serta memanfaatkannya untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya yang melatar
belakangi
penelitian ini yaitu adanya hasil evaluasi siswa yang kurang
memuaskan, belum mencapai target KKM = 65,
serta dari hasil analisis masalah.
Maka penelitian ini
bertujuan untuk:
- Mendeskripsikan (konsep-konsep materi pembelajaran)
- Memotivasi siswa supaya lebih aktif dalam pembelajaran
- Mendeskripsikan/menganalisis dampak penerapan metode media gambar terhadap materi pembelajaran tentang Kegiatan Ekonomi Penduduk dengan hasil belajar siswa.
Penelitian ini
dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
sehingga dapat meningkatkan keprofesionalan guru.
- Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Setelah melalui
serangkaian panjang, proses perbaikan pembelajaran dilaksanakan untuk
memecahkan permasalahan, akhirnya menghasilkan suatu informasi data
yang diharapkan dapat berguna. Keberhasilan-keberhasilan itu dapat
dievaluasi melalui kegiatan-kegiatan penelitian perbaikan
pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi keberhasilan
itu terhadap siswa, praktikan dan program perbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan secara terpadu, transparan, sistematik dan
berkesinambungan.
Keberhasilan
penelitian perbaikan pembelajaran ini,
diharapkan
bermanfaat bagi:
- Bagi siswa.
Siswa
lebih
merasakan suasana pembelajaran yang bermakna, yang pada
akhirnya
lebih termotivasi untuk belajar secara kontinyu.
- Bagi guru
Dapat
meningkatkan kompetensi dan keprofesionalannya sebagai guru.
- Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Yang
bertugas melaksanakan administrasi management, pengawasan dan
pelayanan. Untuk menunjang jalannya proses pendidikan.
- Bagi institusi
Sebagai tempat
penelitian dilaksanakan yaitu dapat meningkatkan prestisi
institusi
tersebut
- Bagi Kelompok Kerja Guru (KKG)
Dapat merujuk dari
hasil penelitian ini sebagai sumber referensi pelengkap dalam
membangun dunia pendidikan yang semakin progresif.
- Bagi masyarakat luas
Sebagai pemakai
dan pengguna dari hasil proses pendidikan.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Model
pembelajaran menjadi bagian penting dalam mencapai keberhasilan
pembelajaran. Sebab keberadaan siswa itu akan terungkap dan
terekspresikan melalui aktivitas model pembelajaran yang kita pilih.
Untuk
itu dijabarkan hakekat dari media gambar sebagai berikut:
1.
Konsep Dasar Media
Santoso
(1974) mengemukakan bahwa media adalah semua bentuk perantara yang
dipakai orang sebagai penyebar ide atau gagasan sehingga ide atau
gagasan itu sampai pada penerima. Medium yang paling utama dalam
komunikasi adalah bahasa. Manfaat media ditinjau dari segi isi
(content) ide atau pesan (message) yang diajarkan, kegunaan media
adalah menyediakan hal-hal yang secara biasa tidak dapat disajikan
karena berbagai sebab, misalnya terlalu luas, sempit, besar,
berbahaya, sudah lampau atau belum terjadi dan hanya dapat
diperlihatkan dalam keadaan bergerak. Ditinjau dari jumlah
penerimanya (siswa, publik, dan penerimanya) media bermanfaat untuk
menghubungkan dengan orang banyak dan jauh. Melalui media banyak ide
dapat disebarkan dengan cepat.
Media
yang baik dapat menambah kesan dramatik atau realistic sehingga orang
yang menerima lebih menaruh perhatian, lebih percaya atau lebih
tergetar emosinya. Mc. Luhan (dalam Sri, 1998:171) seorang ahli
komunikasi, memberikan batasan tentang pengertian media, yaitu semua
saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari
seseorang kepada orang lain yang tidak berada di hadapannya. Menurut
pengertian ini media komunikasi melalui surat, telepon dan film.
Adapun
Remiszewski memberikan batasan tentang pengertian media yaitu bahwa
pesan dapat berupa orang atau benda kepada penerima pesan dalam
proses belajar mengajar, penerima pesan ialah siswa. Melalui
inderanya, siswa dirangsang oleh media untuk menggunakan kombinasi
dari beberapa inderanya sehingga mampu menerima pesan secara lebih
lengkap. Dalam proses pembelajaran, pesan yang disalurkan oleh media
ialah isi pelajaran. Dengan kata lain, pesan ini dapt bersifat rumit
dan mungkin juga dapat dirangsang dengan cara cermat untuk
dikomunikasikan secara baik kepada siswa (dalam Subana, 1998:289).
Santoso
(1974:287) menjelaskan beberapa manfaat media yaitu sebagai berikut:
- Menurut Gagne menjelaskan media adalah salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian. Di dalamnya tercakup segala peralatan fisik pada komunikasi, seperti buku, modul dan komputer
- Bretz menjelaskan berpendapat media sebagai perantara yang menghubungkan semua pihak yang membutuhkan. Hal ini yang mendorong Gerlach dan Ely berpendapat bahwa media pendidikan adalah grafik, fotografi, atau alat-alat elektronik yang digunakan untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan.
- Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang tak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain yaitu antara materi bahan perangkat keras dan perangkat lunak.
Media
dapat digunakan dalam proses pembelajaran dengan dua arah sebagai
berikut:
- Dependen media
Dependen
media adalah media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar dan
sebagai media pembelajaran
yang digunakan sendiri oleh siswa. Contoh gambar foto yang digunakan
guru menerangkan suatu konsep.
- Independen media
Independen
media adalah media pembelajaran
yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri.
Media ini dirancang, dikembangkan, dan diproduksi secara sistematik
untuk menyalur kaninformasi secara terarah dan mencapai tujuan
instruksional tertentu. Contoh media film bingkai, video, dan media
cetak.
Atas
dasar pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media dapat membantu
guru untuk memberikan informasi dengan lebih baik diantaranya adalah:
- Memudahkan menggambar obyek yang sangat besar dan tidak dapat dibawa di dalam kelas, seperti gambar.
- Memudahkan obyek yang terlalu konfliks, yaitu dengan cara disajikan melalui diagram atau model yang sederhana.
- Menyajikan suatu proses atau pengalaman hidup yang utuh.
- Konsep Dasar Gambar
Berdasarkan
kamus, gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan
sebagainya). Gambar merupakan media visual dua dimensi di atas
bidangnya yang tidak transparan. Dale (dalam Subana, 1998:322)
menjabarkan bahwa guru dapat menggunakan gambar untuk memberikan
gambaran tentang sesuatu sehingga penjelasannya lebih kongkrit bila
diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar, guru dapat menterjemahkan
ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih realistis.
1)
Manfaat Media Gambar
Subana
(1998:322) menjeiaskan manfaat gambar sebagai media pembelajaran
antara lain:
- Menimbulkan daya tarik pada diri siswa
- Mempermudah pengertian atau pemahaman siswa
- Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak
- Memperjelas dan memperbesar bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati.
- Menyingkat suatu uraian. Informasi yang diperjelas dengan kata-kata mungkin membutuhkan uraian panjang.
2)
Syarat-syarat Gambar
Subana
(I998:322) menjelaskan syarat-syarat gambar sebagai media
pembelajaran antara lain:
- Bagus, jelas, menarik dan mudah dipahami.
- Cocok dengan materi pembelajaran
- Benar dan otentik artinya menggambarkan situasi yang sebenarnya
- Sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan siswa
- Walaupun tidak mutlak baiknya gambar menggunakan warna yang menarik sehingga tampak lebih realistis dan merangsang minat siswa untuk mengamatinya
- Perbandingan ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran obyek yang sebenarnya, agar siswa lebih tertarik dan memahami gambar, hendaknya menunjukkan hal-hal yang sedang mereka perbuat.
- Gambar yang dipilih hendaknya mengandung nilai-nilai murni dalam kehidupan sosial.
3)
Kelebihan Media
Gambar
Subana
(1998:322) menjelaskan kelebihan gambar sebagai media pembalajaran
antara lain:
- Gambar mudah diperoleh pada buku, majalah, koran, album foto dan sebagainya.
- Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih nyata.
- Gambar mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralata
- Gambar relatif mudah
- Gambar dapat digunakan dalam banyak hal dan berbagai disiplin ilmu
4)
Kelemahan Media
Gambar
Subana
(1998:322) menjelaskan kelemahan gambar sebagai media pembelajarn
antara lain:
- Karena berdimensi dua, gambar sukar untuk melukiskan bentuk sebenarnya (yang berdimensi tiga).
- Gambar tidak dapat memperlihatkan gerak seperti halnya gambar hidup
- Siswa tidak selalu dapat menginterprestasikan isi gambar.
- Kadang-kadang terlalu kecil untuk dipertunjukkan di kelas yang lebih besar.
Untuk menciptakan
pembelajaran menarik, dikembangkan model pembelajaran
baru
yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
- Aktif
Guru
secara aktif mengaktifkan
siswa
untuk berfikir, berekspresi, dan
bereksperimen.
- Kreatif
Guru
mengkondisikansiswa untuk memunculkan kreatifitasnya sesuai dengan
fotensinya.
- Efektif
Guru
dituntut pandai memilih dari beberapa alternatif pilihan sehingga
pembelajaran menjadi efektif.
- Menyenangkan
Guru
harus memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
siswa
sehingga mereka merasa nyaman.
BAB
III
PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subjek,
Tempat dan Waktu Penelitian
- Subjek Penelitian
Subjek penelitian
yang sesuaikan dengan letak geografisnya, yaitu daerah yang jauh dari
ibu kota kabupaten, dimana kehidupannya merupakan daerah pertanian.
Ciri khas kehidupan siswanya pun sesuai dengan lingkungan pedesaan.
Maka tidak jarang apabila pulang dari sekolah mereka suka membantu
(bermain) dengan orang tuanya di sawah. Berangkat ke sekolahnya pun
dengan berjalan kaki.
Berdasarkan jumlah
siswa kelas IV di SDN Wangunjaya 1, yang berjumlah 25
terdiri dari 12
siswa laki-laki dan 13
siswa perempuan, dan kebanyakan orang tuanya menjadi petani/buruh
tani atau serabutan.
- Tempat Penelitian
Tempat penelitian
perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV di SDN Wangunjaya I,
Desa Wangunjaya, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa
Barat. Letak geografisnya pun merupakan daerah pegunungan, sehingga
udaranya sejuk. Jarak lokasinya dari kota kecamatan cukup jauh dengan
beriklim sedang.
- Waktu Penelitian
Adapun waktu
pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan dua
kali
yaitu, siklus I pada hari Kamis
tanggal
28
September 2012,
dan pada hari
Kamis
tanggal 04
Oktober 2012,
untuk perbaikan pembelajaran siklus II.
Sedangkan mata
pelajaran yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS),
dengan materi pembelajaran Kegiatan
Ekonomi Penduduk.
Waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran IPS
yang ada di kelas IV SDN Wangunjaya 1, sehingga tidak merubah jadwal
yang telah ada.
Untuk lebih jelasnya
mengenai jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
TABEL
3.1
JADWAL
PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
-
NoMata PelajaranHari/Tanggal / waktuSiklus1IPSKamis, 28 September 2012Jam Ke 2 (08.40-09.15)I2Kamis, 04 Oktober 2012Jam Ke 2 (08.40-09.15)II
B.
Desain
Prosedur Perbaikan Pembelajaran
- Prasiklus
Untuk pelaksanaan
perbaikan prasiklus sesuai dengan rencana, maka:
- Meyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
- Menggunakan metode pembelajaran.
- Menyediakan alat peraga.
- Bekerja sama dengan supervisor 2 sebagai pengamat.
- Melaksanakan pembelajaran prasiklus, yaitu:
- Kegiatan Awal
- Mengkondisikan siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan cara berdo’a, mengabsen dan menyiapkan alat tulis.
- Mengapersepsi siswa melalui pertanyaan dengan memberikan pertanyaan.
- Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang kegiatan ekonomi penduduk
- Guru mememberikan pertanyaan:
- Gambar apa ini ?
- Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan tugas.
- Kegiatan Akhir
- Guru menyimpulkan hasil diskusi.
- Melaksanakan evaluasi akhir.
- Guru menindaklanjuti pembelajaran dengan pesan moral: agar siswa lebih rajin belajar.
- Siklus I
Setelah menganalisis
dan mengidentifikasi apa yang menjadi pokok permasalahan, perlu
menyusun langkah-langkah rencana perbaikan sehingga pelaksanaannya
tepat dan akurat.
Adapun
langkah-langkah rencana perbaikan yaitu:
- Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
- Penguasaan materi yang disesuaikan dengan karakteristik siswa
- Memilih metode yang tepat
- Menyiapkan alat peraga dan sarana pendukung
- Menyiapkan instrumen data, yaitu sumber observasi
- Menyiapkan pengamat dari sepervisor 2
Deskripsi
Rencana Perbaikan Siklus I
- Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
- Sub Pokok Bahasan : Kegiatan Ekonomi Penduduk
- Metode :
- Ceramah : Dilaksanakan dalam menjelaskan materi pembelajaran
tentang kegiatan ekonomi penduduk
- Diskusi : Untuk mengaktifkan siswa
- Penugasan : Sebagai tindak lanjut pembelajaran
d.
Langkah-Langkah Pembelajaran
- Kegiatan Awal
- Mengkondisikan siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan cara berdo’a, mengabsen dan menyiapkan alat tulis.
- Mengapersepsi siswa melalui pertanyaan dengan memberikan pertanyaan.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu melalui proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar, diharapkan siswa dapat menjelaskan bebagai macam kegiatan ekonomi penduduk yang ada di lingkungannya..
- Kegiatan Inti
- Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran tentang kegiatan ekonomi penduduk pada media peraga gambar sementara siswa memperhatikannya.
- Guru mengeksplorasi siswa melalui:
- Pertanyaan pancingan, gambar apa ini? (guru menunjuk ke alat peraga gambar tenang kegiatan ekonomi penduduk).
- Tanggapan atas pernyataan siswa yang lain
- Siswa dengan arahan guru membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi.
- Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan LKS.
- Melalui kelompoknya siswa mempersentasikan hasil diskusinya dan kelompok yang lain menanggapinya.
- Kegiatan Akhir
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.
- Melaksanakan evaluasi akhir.
- Guru menindaklanjuti pembelajaran dengan pesan moral: agar siswa rajin lebih belajar.
- Siklus II
Dalam siklus II
direncanakan akan mengoptimalkan pengalokasian waktu disetiap
tahapan, serta penggunaan media gambar untuk membantu memperjelas
materi pembelajaran dengan cara mengeksplorasi potensi siswa.
Langkah-langkah
Rencana Perbaikan Siklus II
- Merevisi rencana perbaikan siklus I
- Menyusun rencana perbaikan siklus II
- Mempelajari pembelajaran dengan menggunakan media gambar
- Berlatih menggunakan media peraga
- Berlatih mengoptimalkan waktu
- Menyiapkan lembar observasi II
- Menyiapkan pengamat dari supervisor 2
Deskripsi Rencana
Perbaikan Siklus II
- Metode :
- Ceramah : Dilaksanakan dalam menjelaskan materi pembelajaran
Kegiatan
ekonomi penduduk
- Diskusi : Untuk mengaktifkan siswa
- Penugasan : Sebagai tindak lanjut pembelajaran
- Media :
- Gambar pada kertas karton tentang kegiatan ekonomi penduduk
Langkah-langkah
Pembelajaran
- Kegiatan Awal (± 5 menit)
- Mengkondisikan siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan cara berdo’a, mengabsen dan menyiapkan alat tulis.
- Mengapersepsi siswa melalui pertanyaan dengan memberikan pertanyaan:
- Apakah kalian pernah melihat kegiatan ekonomi penduduk yang ada di pasar ?
- Kegiatan ekonomi apa saja yang penah kalian lihat di pasar?
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu melalui proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar, diharapkan siswa dapat menjelaskan berbagai macam kegiatan ekonomi penduduk yang ada di lingkungannya.
- Kegiatan Inti (± 20 menit)
-. Eksplorasi
- Guru mengeksplorasi siswa melalui:
- Pertanyaan pancingan, gambar apa ini ? (guru menunjuk ke alat peraga gambar tentang kegiatan ekonomi yang ada di pasar)
- Tanggapan atas pernyataan siswa yang lain
-. Elaborasi
- Guru menempelkan media peraga gambar berupa contoh kegiatan ekonomi penduduk.
- Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran tentang kegiatan ekonomi penduduk melalui media peraga gambar sementara siswa memperhatikannya.
- Guru memberikan kesempatan untuk bertanya
- Siswa dengan arahan guru membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi.
- Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan LKS.
- Ketika siswa bekerja kelompok, guru melaksanakan pengamatan proses.
-. Konfirmasi
- Melalui kelompoknya siswa mempersentasikan hasil diskusinya dan kelompok yang lain menanggapinya.
- Menyimpulkan pembelajaran yang baru di pelajarinya
- Kegiatan Akhir (± 10 menit)
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.
- Melaksanakan evaluasi akhir.
- Guru menindaklanjuti pembelajaran dengan pesan moral: agar siswa lebih rajin belajar.
C.
Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data
dilaksanakan selama proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
Teknik analisis data
yang
dilakukan yaitu:
- RPP perbaikan pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II
- Lembar observasi I dan II
- Data nilai siswa prasiklus, siklus I dan II
- Pengamat (supervisor 2)
- Hasil perhitungan tes
Dalam
teknik
menganalisis data dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan apakah
tujuan perbaikan tercapai dengan baik? analisis data dilakukan atas
data/instrumen yang terkumpul dari setiap siklus yaitu instrumen
prasiklus,
siklus
I dan siklus II. Berdasarkan data instrumen tersebut diketahui
kekurangan dan kelebihannya. Oleh sebab itu, apa yang menjadi
kekurangan pada perbaikan prasiklus, siklus I, diperbaiki dan
disempurnakan pada proses perbaikan siklus II.
Berdasarkan hasil
analisis data, terdeskripsikan kelebihan dan kekurangan selama proses
perbaikan pembelajaran, yaitu :
- Kekuatan dan kelemahan pada perbaikan pembelajaran:
Prasiklus
- Kekuatan
- Membuka pembelajaran
- Menjelaskan materi pembelajaran
- Melaksanakan evaluasi akhir
- Kelemahan
- Tidak melibatkan siswa dalam menggunakan peraga
- Tidak memahami atas kelebihan dan kekurangan yang dimiliki siswa
- Kurang menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa
- Kekuatan dan kelemahan pada perbaikan pembelajaran:
Siklus
I
- Kekuatan
- Membuka pembelajaran
- Mengelola individu dan kelompok dengan baik
- Menjelaskan materi pembelajaran dengan runtut dan jelas
- Penampilan penuh gairah dan meyakinkan
- Pemantapan materi pembelajaran dengan padat
- Mampu melaksanakan evaluasi proses dan akhir yang sesuai dengan tujuan perbaikan.
- Kelemahan
- Kurang melibatkan siswa dalam menggunakan alat atau media peraga
- Kurang pandai memotivasi siswa
- Kurang memahami atas kelebihan dan kekurangan yang dimiliki siswa
- Kurang menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa
- Kekuatan dan kelemahan pada perbaikan pembelajaran:
Siklus
II
- Kekuatan
- Media peraga sangat menarik siswa
- Mampu melibatkan siswa dalam penggunaan media peraga
- Pembelajaran sangat eksploratif, sehingga siswa termotivasi untuk lebih interaktif
- Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa
- Dengan penguatan pujian dapat menumbuhkan kepercayaan diri
- Kelemahan
- Kekurangan pada siklus ini sudah diminimalisir melalui perbaikan pembelajaran siklus II
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Terkait dengan
pencapaian yang telah dihasilkan dari program perbaikan pembelajaran,
khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS),
peneliti akan mendistribusikan hasil tersebut. Adapun paparan hasil
penelitian ini kami deskrifsikan
sebagai berikut:
- Deskrifsi Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran
- Prasiklus
a.
Rencana Prasiklus
Dalam prasiklus,
dideskrifsikan
langkah-langkah perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
- Menyusun Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP)
- Penguasaan materi
- Menyiapkan alat peraga
- Menyiapkan instrumen data
- Siklus I
b.
Rencana
siklus I
Dalam siklus I,
dideskrifsikan langkah-langkah perbaikan pembelajaran sebagai
berikut:
- Meyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
- Penguasaan materi yang disesuaikan dengan karakteristik siswa
- Memilih metode yang tepat
- Menyiapkan alat peraga dan sarana pendukung
- Menyiapkan instrumen data, yaitu lembar observasi
- Menyiapkan pengamat dari sepervisor 2
- Siklus II
- Rencana siklus II
Dalam siklus II
dideskrifsikan akan menginteraktifkan siswa serta mengoptimalkan
penggunaan media gambar untuk memperjelas materi pembelajaran
dengan
cara mengeksplorasi potensi siswa.
Langkah-langkah
rencana perbaikan siklus II :
- Merevisi Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
- Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
- Mempelajari pembelajaran dengan menggunakan media gambar
- Berlatih menggunakan media peraga
- Menyiapkan lembar observasi II
6) Menyiapkan
pengamat dari supervisor 2
Nilai
Hasil Penelitian Pembelajaran
- Prasiklus, dan Siklus I
.
TABEL
4.1
NILAI
HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN SISWA
PRASIKLUS
DAN SIKLUS I
Hasil
Nilainya:
-
No.NamaL/PPrasiklusSiklus ISiklus 1Ket.1Ilham SafatL4063
2Siti NurhasanahP6570
3SilviP7080
4Ade AkmalL8080
5Arik IkmalL6070
6Ahmad MulyadinL5070
7Agit PratamaL7070
8Ai DiniP6075
9Aldi IsmailL6070
10Ade MohamadL7075
11DaliantiP6570
12FadilahP8080
13FanyyP6575
14FinisaP6570
15HidayatuwlohL5560
16Hagi NuainiP6570
17HilmaP5670
18HilmiP6060
19HilmanL5062
20Irfan FL7080
21Ihsan MubarokL7070
22Livia RP6075
23Mijar RamdaniP7080
24Rifki AhmadL7085
25Nova SafiraP4060
Jumlah251.5661.790
Rata – rata
62,6471,6
Nilai Terbaik8085
Nilai Terburuk4060
Dari daftar nilai 25
siswa di atas dapat diperoleh keterangan tuntas atau tidak tuntasnya,
prasiklus nilai tertinggi yaitu 100, terendah 40 dengan nilai
rata-rata kelas 62,64
dan
nilai tertinggi 100, nilai terendah 85
dengan
nilai rata-rata kelas 71,6
hasil pembelajaran siklus I, dan dapat di lihat pada tabel di bawah
ini:
TABEL
4.2
DAFTAR
DAN TABEL
TUNTAS/TIDAK TUNTAS HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN SISWA
PRASIKLUS
DAN SIKLUS I
- Hasil Pembelajaran Prasiklus
-
NoKriteriaJumlah SiswaNilai1
Tuntas
14 siswa (56 %)B/C2Tidak tuntas
11 siswa (44 %)D
- Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I
-
NoKriteriaJumlah SiswaNilai1
Tuntas
20 siswa (80 %)A/B2Tidak tuntas
5 siswa (20 %)D
Hasil Penelitian
Pembelajaran :
- Dibandingkan dengan nilai prasiklus secara umum nilai ketuntasan pada siklus I sudah ada kenaikan.
- Pada perbaikan siklus I terjadi kenaikan ketuntasan, yaitu sebesar 80 %.
- Target belum tercapai secara keseluruhan, untuk itu diperbaiki pada siklus berikutnya (siklus II).
Dari data hasil
penelitian pembelajaran tentang penerapan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar
dapat dikelompokan dan ditafsirkan hasil data sebagai berikut:
- Dalam kegiatan awal guru berhasil membuka pembelajaran.
- Guru menggunakan media peraga gambar, kurang melibatkan siswa dan diam saja tidak memperhatikan.
- Selama peragaan dan penjelasan materi hanya satu arah, sehingga siswa kurang termotivasi untuk aktif.
- Walaupun demikian, materi cukup tuntas dan jelas.
- Penampilan guru penuh gairah.
- Selama mengeksplorasi siswa, guru kurang memahami kelebihan dan kekuranganya sehingga kepercayaan dirinya tidak nampak.
Nilai
Hasil Penelitian Pembelajaran Siklus II
TABEL
4.3
NILAI
HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN SISWA
SIKLUS
II
Hasil
Nilainya:
-
No.NamaL/PSiklus ISiklus IISiklus 1Ket.1Ilham SafatL6365
2Siti NurhasanahP7075
3SilviP8080
4Ade AkmalL8085
5Arik IkmalL7075
6Ahmad MulyadinL7075
7Agit PratamaL7080
8Ai DiniP7575
9Aldi IsmailL7080
10Ade MohamadL7585
11DaliantiP7075
12FadilahP80100
13FanyyP7585
14FinisaP7075
15HidayatuwlohL6065
16Hagi NuainiP7075
17HilmaP7070
18HilmiP6070
19HilmanL6265
20Irfan FL8085
21Ihsan MubarokL7070
22Livia RP7575
23Mijar RamdaniP8085
24Rifki AhmadL85100
25Nova SafiraP6065
Jumlah251.7901935
Rata – rata
71,677,4
Nilai Terbaik85100
Nilai Terburuk6065
Dari daftar nilai 25
siswa di atas, dapat diperoleh keterangan tuntas/tidak tuntasnya
hasil pembelajaran siklus II dengan nilai tertinggi yaitu 100, nilai
terendah 65
dengan rata-rata nilai kelas 77,4.
Dari tabel di atas dapat
diinterpestasikan
bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus II tercapainya target nilai
siswa (KKM = 65) secara keseluruhan atau sebesar 100%.
TABEL
4.4
DAFTAR
TUNTAS/TIDAK TUNTAS HASIL PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
SISWA
SIKLUS
II
- Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II
-
NoKriteriaJumlah SiswaNilai1
Tuntas
25 siswa (100%)A2Tidak tuntas0 siswa (0%)-
Dari tabel di atas
diinterpestasikan bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus II
tercapainya target nilai siswa yaitu (KKM = 65) secara keseluruhan
atau sebesar 100%.
Data deskripsi
hasil penelitian pembelajaran difokuskan tentang penggunaan dengan
media gambar untuk
mengaktifkan siswa sehingga berani mengeluarkan pendapatnya sendiri.
Hasil penelitiannya
sebagai berikut:
- Guru memakai media peraga untuk menarik perhatian siswa. Hasilnya sangat tertarik dan penuh penasaran.
- Selama peragaan, siswa dilibatkan sehingga sangat asyik dan menikmati jalannya pembelajaran. Tetapi kadang-kadang terjadi kegaduhan.
- Dalam peragaan media gambar itulah, guru menjelaskan materi dengan melalui media peraga. Hasilnya banyak yang termotivasi untuk lebih interaktif dalam pembelajaran.
- Selama proses pembelajaran berlangsung guru tidak lupa memberikan pujian (reward) atas keberanian siswa mengeluarkan pendapatnya.
TABEL
4.5
PRESENTASE
KENAIKAN HASIL PEMBELAJARAN
SISWA
PRASIKLUS SIKLUS I DAN
SIKLUS
II
No
|
Kriteria
|
Tuntas
|
Tidak
Tuntas
|
1
|
PRASIKLUS |
56%
|
44%
|
2
|
SIKLUS I |
80%
|
20%
|
3
|
SIKLUS II |
100%
|
0%
|
GRAFIK
4.6
PRESENTASE
KENAIKAN HASIL PEMBELAJARAN
SISWA PRASIKLUS
SIKLUS
I DAN SIKLUS II
KELAS
IV
SD NEGERI WANGUNJAYA I
Dari grafik 4.6
di atas memperlihatkan perbandingan antara jumlah siswa yang tuntas
dan tidak tuntas dari tiap siklus. Sangat jelas terlihat, bahwa pada
prasiklus siswa yang tuntas sebesar 56%
sedangkan yang tidak tuntas sebesar 44%.
Setelah dilaksanakan perbaikan siklus I baru ada kenaikan ketuntasan
sebesar 80%,
sedangkan terjadi penurunan pada ketidaktuntasan sebesar 20%.
Ini semua berarti pada perbaikan siklus I adanya perubahan yang
positif, walaupun tidak maksimal. Hasil perbaikan diperoleh secara
menyeluruh terjadi pada perbaikan siklus II yaitu sebesar 100% siswa
dinyatakan tuntas.
B.
Pembahasan Hasil Penelitian Pebaikan Pembelajaran
a.
Pembahasan Prasiklus
Dari jumlah 25
siswa
nilai yang sesuai KKM = 65 belum semuanya yaitu nilai terendah 40.
Hal ini terjadi adanya proses pembelajaran yang kurang khususnya
pendidik tidak menguasai materi pembelajaran. Ketidak berhasilan itu
terkait dengan penguasaan materi dalam membuka pembelajaran,
mengelola individu dan kelompok dalam pembelajaran.
Guru tidak berhasil
menjelaskan materi pembelajaran dengan baik walaupun dibantu dengan
alat-alat bantu untuk menjelaskan materi pembelajaran yang
disampaikan kepada siswa.
Meskipun sudah
menggunakan alat bantu, tetapi dalam prakteknya tidak melibatkan
siswa, sehingga tidak dapat menumbuhkan kepercayaan dirinya. Maka
hasil pembelajarannya tidak akan berhasil sesuai apa yang di
harapkan.
b.
Pembahasan Siklus I
Dari jumlah 25
siswa yang mendapatkan nilai yang sesuai KKM = 65 berangsur-angsur
naik dan nilai terendah 60, meskipun belum semuanya. Hal ini terjadi
adanya proses pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan
sebelum perbaikan. Keberhasilan itu terkait dengan kepiawaian membuka
pembelajaran dalam mengelola individu dan kelompok dalam
pembelajaran. Adanya perubahan dalam prinsip belajar, seperti yang
dinyatakan oleh Whiteringto
M. Buchori (1988:3)
menyatakan
bahwa “Belajar adalah suatu proses dalam berkepribadian sebagaimana
dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola respon tingkah laku
yang baru dan nyata dalam perubahan-perubahan pilar, kesanggupan
sikap dan kebiasaan.
Disamping itu, guru
berhasil menjelaskan materi dengan runtut dan jelas dengan bantuan
media peraga, karena dengan alat-alat bantu inilah untuk memperjelas
materi pembelajaranyang disampaikan kepada siswa. Tetapi tetap harus
diperhatikan dalam penggunaan media tersebut.
Meskipun sudah
menggunakan media peraga, tetapi dalam prakteknya tidak melibatkan
siswa, sehingga tidak termotivasi dalam menumbuhkan kepercayaan
dirinya. Karena tidak ada motivasi tersebut berimplikasi pada hasil
pembelajarannya tidak akan begitu optimal.
Upaya memperbaiki
kekurangan itu dilakukan perbaikan pembelajaran, supaya apa yang
menjadi tujuan pembelajaran tercapai. Perbaikan ini dilaksanakan
supaya apa yang menjadi konsep pembelajaran terpadu, yaitu “long
live education”
terealisasi.
c.
Pembelajaran Siklus II
Melihat data hasil
evaluasi pada siklus II ini, menunjukan kenaikan perbaikan yang
signifikan semua dapat mencapai nilai KKM
= 65
dan nilai terendah 65. Data instrumen evaluasi terdiri dari :
evaluasi proses, evaluasi akhir, serta hasil evaluasi observasi dari
supervisor yang menunjukan adanya keberhasilan maksimal.
Untuk mendorong
motivasi siswa, pada perbaikan siklus II ini adanya memodifikasi
media peraga supaya lebih menarik minat belajar yang pada akhirnya
tercipta apa yang menjadi konsep pembelajaran yaitu mengharuskan
kondisi siswa dan lingkungan dalam keadaan menarik dan nyaman,
sehingga siswa dapat berfikir secara optimal.
Selama
mendemonstrasikan media peraga, guru berhasil melibatkan siswa.
Proses pembelajaran diharapkan lebih membekas dan bermakna dan dapat
melakukannya sendiri. Karena hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Konfusius
(1996)
menyatakan “Apa yang saya dengar, saya lupa; Apa yang saya lihat,
saya ingat; Apa yang saya kerjakan, saya faham”.
Dengan adanya media
peraga gambar
yang
menarik, mendorong peserta didik terlibat dalam penggunaannya, ini
merupakan pra syarat yang baik dalam mengeksplorasi pemahaman siswa
tentang materi yang dibahas. Dengan media peraga sebagai alat bantu
guru menggali potensi siswa secara bebas namun tetap pada konsep
materi. Kesalahan memahami materi dapat diminimalisir dengan media
peraga sebagai model supaya mengonkritkan konsep yang masih abstrak.
Paparan keberhasilan
di atas adalah sebuah proses keberhasilan dalam penggunaan model
pembelajaran dengan
menggunakan media gambar.
Keberhasilan dalam penggunaan media
gambar
ini tidak hanya media peraga yang menarik, tetapi dituntut
keprofesionalan guru dalam mengelola proses pembelajaran, terutama
menginteraktifkan siswa.
BAB
V
SIMPULAN
DAN SARAN TINDAK LAJUT
Setelah serangkaian
rencana perbaikan pembelajaran di laksanakan, menganalisa, menyajikan
dan menginterprestasikan hasil data, maka dibuat simpulan:
- Simpulan
Dari hasil-hasil
data, pada perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan
merujuk pada tujuan perbaikan dapat ditarik beberapa kesimpulan,
yaitu:
- Dari jumlah siswa yang nilainya belum mencapai KKM = 65 dari prasiklus, ke siklus I terus meningkat, baru tercapai 100 % dari 25 siswa pada siklus II.
- Dengan pembelajaran interaktif dengan menggunakan media gambar, siswa jauh lebih berani mengeluarkan pendapatnya sendiri. Penyebabnya antara lain keprofesionalan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
- Melalui media gambar dapat menumbuhkan keaktifan dan pemahaman siswa karena termotivasi oleh media peraga gambar.
- Kompetensi profesionalisme guru jauh lebih baik. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi guru
B.
Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan
kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan untuk
dilaksanakan oleh guru dalam upaya meningkatkan kreatifitas dan
prestasi siswa diantaranya:
- Dalam upaya meningkatkan prestasi siswa yang sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan situasi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
- Untuk meningkatkan keprofesionalan seorang guru dapat dilatih melalui mengikuti berbagai seminar, pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan.
- Memperdalam pembelajaran dengan menggunakan media gambar lebih sempurna atau memilih model pembelajaran lain yang disesuaikan antara sifat materi, media peraga, dengan karakteristik siswa.
- Dalam melaksanakan penilaian Komptensi Profesionalisme Guru melalui lembar observasi oleh supervisor harus benar-benar objektif dan transparan.
Usaha perbaikan
pembelajaran ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kiranya
perlu ditindaklanjuti melalui tukar pikiran dan pengalaman antara
guru atau melalui wadah Kelompok Kerja Guru (KKG).
DAFTAR
PUSTAKA
- Dian Permana (2004). Ilmu Pengetahuan Sosial 6. Bandung: Acarya Media Utama
- Indrastuti, dkk. (2010). IPS SD/MI Kelas VI. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Istiyah, S.Pd. dkk, (2010). Media Pembelajaran. Jakarta : Multi Kreasi Satu delapan.
- Jenal, Aswari (2007). Tes dan Assesment di SD. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
- Nana Bermana, dkk (2007).Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 6. Bandung: PT Sarana Panca Karya
- Suciati, dkk (2007). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
- Sutanto, Nano, dkk (2010). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
- Udin S Winatraputra, dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta Universitas Terbuka
- Wardani, I.G.A.K, dkk (2010). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
- Wardani, I.G.A.K, dkk (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.