Powered By Blogger

Sabtu, 10 November 2012

QUDSI (4)



KUMPULAN HADITS QUDSI (4)


INFAQ DAN KEUTAMAANNYA
Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda : Allah berfirman : “Wahai anak Adam belanjakanlah, maka Aku akan memberi belanja kepadamu”. (Hadits ditakhrij olah Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Belanjakanlah maka Aku memberi belanja kepadamu”. Beliau bersabda : “Tangan Allah itu penuh, tidak terkurangi oleh nafkah, terus memberi siang dan malam”. Beliau bersabda : “Tahukah kalian sesuatu yang sudah di nafkahkanNya sejak Dia menciptakan langit dan bumi, sesungguhnya apa yang di tanganNya tidaklah berkurang, pada waktu itu singgasanaNya di atas air dan ditanganNya memegang timbangan (mizan)”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. sampai kepada Nabi saw, beliau bersabda: “Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : “Wahai anak Adam, berikanlah nafkah maka Aku beri nafkah atasmu”. Beliau bersabda : “Tangan Kanan Allah itu penuh, banyak memberi di siang dan malam hari, dan tidak kurang sedikit pun karenanya”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Anas bin Malik ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Ketika Allah menciptakan bumi, bumi itu goyang, maka Dia menciptakan gunung-gunung, lalu bumi itu menjadi tetap (tidak bergoyang). Maka Malaikat heran terhadap kehebatan gunung, mereka bertanya : “Wahai Tuhanku, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada gunung ?” Dia berfirman: “Ya, besi”. Mereka bertanya : “Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada besi ?” Dia berfirman : “Ya, api”. Mereka bertanya : “Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada api ?” Dia berfirman : “Ya, air”. Mereka bertanya : “Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada air. ?” Dia berfirman : “Ya, angin”. Mereka bertanya : “Wahai TuhanKu, adakah dari makhlukMu yang lebih hebat dari pada angin ?”Dia berfirman : “Ya, anak Adam yang tangan kanannya mensedekahkan sesuatu dengan tersembunyi dari tangan kirinya”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
IKHLAS DALAM BERAMAL, CELAAN RIA DAN MENINGGALKAN NAHI MUNGKAR
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah saw. bersabda : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Aku adalah penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu, barang siapa yang beramal suatu amal di dalamnya ia mensekutukan kepada selain Ku, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Aku adalah penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu, barang siapa yang beramal sesuatu amal ia mensekutukan kepada selainKu, maka Aku terlepas dari padanya, amal itu untuk sesuatu yang ia sekutukan”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
Artinya :
Dari Abi Sa’id bin Abu Fadhalah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Apabila Allah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan terkemudian pada hari Qiyamat, suatu hari yang tidak diragukan lagi, maka berserulah penyeru : “Barang siapa yang mensekutukan dalam amal yang dikerjakannya karena Allah maka mintalah pahalanya kepada selain Allah, karena Allah itu penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu”.
KEUTAMAAN DZIKIR DAN KALIMAH TAUHID
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mondar mandir di jalan mencari ahli dzikir. Apabila mereka mendapat kaum yang sedang berdzikir kepada Allah mereka memanggil-manggil : “Marilah kepada keperluanmu”.
Beliau bersabda : “Malaikat itu mengitari dengan sayap mereka ke langit dunia. Beliau bersabda : Tuhan mereka berfirman pada hal Dia lebih mengetahui tentang mereka : “Apakah yang diucapkan oleh para hambaKu?”. Beliau bersabda : Malaikat menjawab : “Mereka sedang me-Maha Sucikan Mu, me-Maha Besarkan Mu, memuji Mu dan me-Maha Muliakan Mu”. Tuhan berfirman : “Apakah mereka melihatKu?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Tidak, demi Allah mereka tidak melihatMu”. Beliau bersabda : “Tuhan berfirman : “Bagaimana seandainya mereka melihatKu?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab: “Seandainya mereka melihatMu, niscaya mereka lebih beribadah kepadaMu, lebih memuliakan, lebih memuji dan lebih mensucikanMu”. Beliau bersabda : Tuhan berfirman : “Apakah yang mereka pinta kepadaKu?”. Beliau bersabda : “Mereka meminta surga kepada Mu”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Apakah mereka melihatnya?” Beliau bersabda : Malaikat menjawab : “Tidak, demi Allah mereka tidak melihatnya”. Tuhan berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih loba terhadapnya, lebih meminta dan lebih gemar terhadapnya”. Tuhan berfirman : “Terhadap apa mereka berlindung ?”. Beliau bersabda : Malaikat menjawab : “Dari neraka”. Beliau bersabda : Tuhan berfirman: “Apakah mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Tidak, demi Allah wahai Tuhan, mereka tidak melihatnya”. Beliau bersabda : Tuhan berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda” : Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih sangat lari dan sangat takut”. Beliau bersabda : “Tuhan berfirman : “Aku persaksikan kepadamu bahwa Aku telah mengampuni mereka”. Beliau bersabda : “Salah satu malaikat berkata: “Diantara mereka ada Fulan yang bukan dari golongan mereka. Kedatangannya hanya karena ada keperluan”. Tuhan berfirman : “Mereka teman-teman duduk, dimana orang yang duduk bersama mereka tidak celaka”. (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah ra. dan Abu Said Al Khudri ra. berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang berkelana di bumi sebagai tambahan dari para pencatat manusia. Apabila mereka menjumpai kaum yang berdzikir kepada Allah, mereka memanggil-manggil : “Marilah kepada tujuanmu”.
Malaikat berdatangan, dan mengitari mereka kelangit dunia. Allah berfirman : “Kalian tinggalkan hamba-hamba Ku sedang mengerjakan apa ?”. Mereka menjawab : “Kami tinggalkan mereka sedang memujiMu, memuliakan Mu dan berdzikir kepadaMu”. Beliau menjawab : Dia berfirman ” “Apakah mereka melihat Aku ?”. Mereka menjawab : “Tidak”. Dia berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihat Aku ?”. Beliau bersabda : Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihat Mu niscaya mereka lebih memujiMu, lebih memuliakan Mu dan lebih berdzikir kepadaMu”.
Beliau bersabda : Dia berfirman : “Apakah yang mereka inginkan ?” Beliau bersabda : “Mereka berkata : “Mereka memohon surga”. Beliau bersabda: “Dia berfirman : “Apakah mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda : “Dia berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?”.
Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnva niscaya mereka lebih meminta dan loba atasnya”. Beliau bersabda : “Dari apakah mereka berlindung ?” Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnya niscaya mereka lebih lari, lebih takut dan lebih mohon perlindungan dari padanya”. Beliau bersabda : Dia berfirman : “Sungguh Aku mempersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni mereka”. Mereka menjawab : “Sesungguhnya di kalangan mereka terhadap Fulan yang salah yang datang hanya karena keperluan”. Dia berfirman : “Mereka adalah kaum yang teman duduknya tidak celaka”. (HR. Tirmidzi).
Dari Abu Ishaq dari Al Agharr Abu Muslim bahwasanya ia menyaksikan Abu Hurairah dan Abu Said Al Khudri ra., bahwasanya kedua orang itu menyaksikan Rasulullah bersabda : “Apabila hamba mengucapkan :
‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAHU AKBAR ” (Tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar).
Beliau bersabda : Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Benarlah hambaKu, tidak ada Tuhan selain Aku, dan Akulah Allah Maha Besar”.
Apabila hamba mengucapkan :
‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAH” (Tiada Tuhan selain Allah sendiri).
Dia berfirman : “Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku sendiri”.
Apabila hamba mengucapkan :
‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYA­RIIKA LAH ” (Tiada Tuhan selain Allah, sendirian tiada sekutu bagiNya).
Dia berfirman : “Benarlah hamba-Ku, tiada Tuhan selain Aku, dan tidak ada sekutu bagiKu”.
Apabila hamba mengucapkan :
‘LAA ILAAHA ILLALLAAHLAHUL MULKU WALA­HUL HAMDU”
(Tiada Tuhan selain Allah, bagiNya kerajaan itu, dan bagiNya segala puji).
Dia berfirman : Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku, bagiKu kerajaan itu dan bagiKu segala puji”. Apabila hamba mengucapkan :
‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH”
(Tiada Tuhan selain Allah, dan tiada daya dan kekuatan melainkan pertolongan Allah)
Dia berfirman : “Tiada Tuhan selain Aku, dan tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Ku”.
Abu Ishaq berkata : Kemudian Al Agharr mengatakan sesuatu yang tidak saya pahami. Ia Berkata : Lalu saya bertanya kepada Abu Ja’far : “Apakah yang ia ucapkan ?”. Ia berkata : “Barang siapa yang pada waktu menjelang mati mengucapkan kalimat-kalimat itu maka ia tidak tersentuh neraka”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
Dari Abdullah bin Umar ra., bahwasanya Rasulullah saw bercerita kepada mereka bahwa salah seorang hamba Allah mengucapkan :
“YAA RABBI LAKAL HAMD U YANBAGHII LIJALAA­LI WAJHIKA WALI ‘AZHIIMI SULTHAANIKlA” (Wahai Tuhanku, hanya bagimulah segala puji, sebagaimana seyogya dengan kebesaran DzatMu dan keagungan kekuasaanMu ), maka bersungguh-sungguhlah dua malaikat namun mereka tidak tahu bagaimana mencatatnya. Lalu keduanya naik ke langit dan berkata : “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu mengucapkan dzikir, kami tidak mengetahui bagaimana mencatatnya. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hal Dia lebih mengetahui terhadap apa yang dikatakan oleh hambaNya : “Apakah yang diucapkan hambaKu ?”. Keduanya menjawab : “Bahwasanya ia mengucapkan : “Wahai Tuhanku, hanya bagiMu segala puji sebagaimana seyogya dengan kebesaran Dzat Mu dan keagungan kekuasaan Mu”. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Tulislah seperti apa yang diucapkan oleh hamba-Ku, sehingga ia menjumpai Aku, lalu Aku membalasnya dengan apa yang diucapkan itu”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).
Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw memperbanyak ucapan:
“SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGH­FIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH”
(Maha Suci Allah, dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepada-Nya).
Saya bertanya : “Wahai Rasulullah, saya melihat engkau memperbanyak ucapan : “Maha Suci Allah dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepadaNya”. Beliau bersabda: “Tuhanku Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberitakan kepadaku bahwa aku akan melihat tanda pada umatku. Apabila aku telah melihatnya maka aku memperbanyak ucapan :
“SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGH­FIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH”
Saya telah melihatnya :
“IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WALFATHU WARA-AITANNAASA YADKHULUUNA FII DIINI­LLAAHI AFWAAJAN FASABBIHBIHAMDI RABBIKA WASTAGHFIRHU INNAHU KAANA TAWWAABA”
(Apabila datang pertolongan Allah dan penaklukan (Kota Mekah). Dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan memohon ampunlah kepadaNya karena sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat). Dalam riwayat Muslim dari Aisyah ada tambahan :
‘ALLAAHUMMAGHFIR LII YATA-AWWALUL QUR­AANA “
(Wahai Allah ampunilah saya, karena mengamalkan perintah Al Qur’an). (HR. Muslim).
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah akan membersihkan salah seorang umatku atas para kepala makhluk pada hari qiyamat. Lalu Allah menebarkan sembilan puluh sembilan catatannya. Setiap’ catatan seperti pandangan mata. Kemudian Dia berfirman : “Apakah kamu mengingkari hal ini barang sedikit ?”. Apakah tukang catatKu Malaikat Hafazhah menganiaya kamu ?”. Ia menjawab : “Tidak wahai Tuhan”. Dia berfirman : “Apakah kamu punya alasan ?” Ia menjawab : “Tidak”. Dia berfirman : “Baiklah, kamu mempunyai kebaikan. Sesungguhnya pada hari ini tidak ada penganiayaan atasmu”. Maka dikeluarkan secarik kertas yang didalamnya terdapat :
‘ASYHADUALLAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHA­DUANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WARA­SUUL UH”
(Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya).
Dia berfirman : “Datangkan timbanganmu”. Ia menjawab : “Wahai Tuhanku, apakah (artinya) secarik kertas ini dibandingkan dengan catatan-catatan ini ?”. Dia berfirman : “Sungguh kamu tidak dizhalimi”. Beliau bersabda : “Catatan-catatan itu diletakkan pada sebuah piringan neraca dan secarik kertas itu di dalam piringan neraca. Secarik kertas itu berat, karena tidak ada sesuatu yang mempunyai timbangan berat dibandingkan dengan sesuatu yang bersama nama Allah”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Rasulullah saw. .       . bersabda : “Dua malaikat Hafazhah menghadapkan kepada Allah akan apa yang ia jaga baik siang maupun malam, di mana Allah mendapatkan baik pada awal dan akhir halaman itu, kecuali Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku mempersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni ”hambaKu yang tercatat di antara dua ujung halaman (catatan) ini”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Anas ra dari Nabi saw., beliau bersabda : Allah SWT berfirman : “Keluarkanlah dari neraka orang yang ingat kepadaKu pada suatu hari atau takut kepadaKu pada suatu tempat”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah berfirman : “Wahai anak Adam (manusia) luangkanlah waktu untuk ibadah kepadaKu maka Aku isi dadamu dengan kekayaan, dan Aku tutup kekafiranmu. Jika tidak demikian maka Aku isikan kesibukan di mukamu dan Aku tidak menutup kefakiranmu”. (Hadits ditakhrij oleh At Tirmidzi)
Dari Uqbah bin Amir ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Tuhanmu kagum. terhadap penggembala kambing di ujung bukit yang di kala didengungkan adzan ia mendirikan Shalat”. Lalu Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Lihatlah hambaKu ini, didengungkan adzan kemudian ia shalat karena takut terhadapKu, Aku telah mengampuni hambaKu dan memasukkannya ke Sorga”. (Hadits di takhrij oleh An Nasa’i).
Dari Iyadh bin Khammar saudara Bani mujasyi’, ia berkata : Rasulullah saw. pada suatu hari berdiri di tempat kami dengan berkhuthbah, lalu beliau bersabda : “Sesungguhnya Tuhanku menyuruh aku dan meneruskan hadits itu seperti hadits Hisyam dari Qatadah dan ia menambahNya :
“WA ANNALLAAHA AUHA ILAYYA AN TAWAADLA ‘UU HATTAA LAA YAFKHARA AHADUN ‘ALAA AHADIN WALAA YABGHII AHADUN ‘LAA AHADIN”
(Sesungguhnya Allah memberi wahyu kepadaku agar kamu merendahkan diri, sehingga seseorang tidak berbangga terhadap orang lain, dan seseorang tidak menganiaya terhadap orang lain).
Dan menurut haditsnya beliau saw bersabda :
“WAHUM FIIKUM TABA’AN LAA YABGHUUNA AHLAN WALAA MAALAN” (Mereka sebagai pengikutmu, dengan tidak mencari keluarga dan harta).
Lalu aku bertanya : “Kedaannya demikian itu wahai Abu Abdillah?” Ia menjawab : “Ya, demi Allah aku telah menjumpai mereka pada masa Jahiliyah, dan seseorang laki­laki menggembala di kampung, yang ada hanya ibunya dimana ia mensetubuhinya”. (HR. Muslim).
KEMURAHAN ALLAH TA’ALA DALAM MELIPAT GANDAKAN PAHALA AMAL SALEH
Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw bersabda dalam apa yang diriwayatkan dari Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar : “Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan”. Kemudian Beliau menjelaskan hal itu : “Barang siapa yang bermaksud kebaikan namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sebagai kebaikan yang sempurna untuknya. Jika ia bermaksud baik lalu mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus lipat sampai banyak. Barang siapa yang bermaksud buruk namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisi-Nya suatu kebaikan yang sempurna. Jika ia bermaksud buruk lalu mengamalkannya maka Allah mencatatnya sebagai satu keburukan”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : Allah berfirman : “Apabila hamba-Ku berkehendak untuk beramal buruk maka jangan kamu catat sehingga ia mengamalkannya. Jika ia mengamalkannya maka catatlah serupa itu. Jika ia meninggalkannya karena Aku maka catatlah sebagai satu kebaikan. Jika hamba-Ku mau berbuat kebaikan namun tidak mengamalkannya maka tulislah satu kebaikan baginya. Jika mengamalkannya maka catatlah sepuluh kalinya sampai tujuh ratus lipat. Dan dalam sebagian riwayat ada tambahan sampai kelipatan yang banyak” . (Hadits ditkhrij oleh Bukhari) .
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Apabila hambaKu bermaksud pada keburukan maka jangan kamu catat. Jika ia melakukannya maka catatlah satu keburukan. Apabila ia bermaksud pada kebaikan namun tidak melakukannya maka catatlah satu kebaikan. Jika ia mengamalkannya maka catatlah sepuluh lipat”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Apabila hamba Ku bermaksud pada kebaikan namun tidak mengamalkannya maka Aku catat sebagai satu kebaikan baginya sampai tujuh ratus kali. Apabila ia bermaksud pada keburukan dan tidak mengamalkannya maka Aku tidak mencatatnya. Jika ia melakukannya maka Aku catat satu keburukan”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Ibnu Abbas ra. dari Rasulullah saw dalam apa yang diriwayatkan dari Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Besar bersabda: “Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan dan keburukan”. Kemudian beliau menjelaskan : Barang siapa yang bermaksud pada kebaikan namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bermaksud pada keburukan lalu mengamalkannya maka Allah mencatatnya satu keburukan”.
Dalam riwayat yang lain ia menambahkan :
‘AU MAHAAHALLAAHU WALAA YAHLIKU ‘ALALLAAHIILLAHA HAALIKUN”
(atau Allah menghapusnya dan tidak membinasakan Al­lah kecuali orang yang berbuat kebinasaan). (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. berkata : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman dan firmanNya itu benar : “Apabila hamba Ku bermaksud pada kebaikan maka catatlah sebagai satu kebaikan. Jika ia melakukannya maka catatlah sepuluh lipat baginya. Apabila ia bermaksud pada keburukan maka jangan kamu mencatatnya, jika ia melakukannya maka catatlah serupa itu, jika ia meninggalkannya – barangkali Tuhan berfirman : “Tidak melakukannya” maka catatlah baginya satu kebaikan”. Kemudian ia membaca :
‘MAN JAA-A BILHASANATI FALAHU ‘ASYRU AMTSAALIHAA”
(Barang siapa yang membawa satu kebaikan maka baginya sepuluh kalinya). (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi).
Dari Abu Dzar ra. ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : “Barangsiapa yang membawa kebaikan maka baginya sepuluh kalinya atau Aku tambah. Barangsiapa yang membawa keburukan maka balasan keburukan itu keburukan yang semisal dengannya atau Aku ampuni. Barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu sejengkal maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu hasta. Dan barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu satu hasta maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu depa. Barangsiapa yang datang kepadaKu berjalan, maka Aku mendatanginya dengan lari-lari kecil. Barangsiapa yang menemui Aku dengan kesalahan sepenuh bumi maka aku menemuinya dengan ampunan”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
KECINTAAN ALLAH TA’ALA TERHADAP HAMBANYA DAN PENGARUHNYA KEPADA KECINTAAN MAKHLUK
Dari Abu Hu.airah dari Nabi saw. bersabda : “Apabila Allah mencintai hamba, maka Jibril memanggil :
“Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia”. Maka Jibril mencintainya. Lalu Jibril memanggil penghuni langit : “Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia”. Maka penghuni langit mencintainya, kemudian di bumi ia menjadi orang yang diterima”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka dia memanggil Jibril ra., seraya berfirman : “Sesungguhnya Aku mencintai Fulan, maka cintailah dia”. Beliau bersabda : “Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril memanggil (penghuni langit) di langit, lalu berkata : “Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia”. Maka penghuni langit mencintainya. Beliau bersabda : “Kemudian di bumi ia diterima”: Apabila Allah membenci hamba, maka Dia memanggil Jibril seraya berfirman : “Sesungguhnya Aku membenci Fulan, maka bencilah ia”. Lalu ia di benci oleh Jibril. Kemudian Jibril memanggil penghuni langit : “Sesungguhnya Allah membenci Fulan, maka bencilah kamu sekalian terhadapnya”. Beliau bersabda : “Kemudian ia di bumi dibenci oleh orang-orang”. (Hadits ditakhrij oleh Imam Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Apabila Allah mencintai hamba maka Dia berfirman kepada Jibril : – “Saya mencintai Fulan maka cintailah ia”. Maka Jibril mencintainya. Kemudian ia memanggil terhadap. penghuni langit : “Sesungguhnya Allah telah mencintai Fulan, maka cintailah ia”. Maka penghuni langit mencitainya. Kemudian di bumi ia diterima. Jika Allah membenci hamba -Malik- berkata : “Saya tidak menduga, hanya saja dalam kebencian itu Dia berfirman seperti itu”. (Hadits ditakhrij oleh Imam Malik).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memanggil Jibril: “Sesungguhnya Aku mencintai Fulan maka cintailah ia”. Beliau bersabda: “Jibril memanggil di langit, kemudian turunlah kecintaan baginya oleh penduduk bumi. Itulah firman Allah :
“INNALLADZIINA AAMANUU WA ‘AMILUSH SHAALIHAATI SAYAJALULAHUMURRAHMAANU WUDDAA “
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati mereka) rasa kasih sayang).
Apabila Allah membenci seseorang hamba maka Allah memanggil Jibril : “Sesungguhnya Aku membenci Fulan dan dikumandangkan panggilan di langit; kemudian turunlah kebencian terhadapnya oleh penduduk bumi”. (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
KEUTAMAAN SHALAT DHUHA KEUTAMAAN SHALAWAT DAN SALAM ATAS NABI SAW
Dari Abu Darda dan Abu Dzarr ra. dari Rasulullah saw. dari Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : Wahai anak Adam, ruku’lah (Shalatlah) kepadaKu di awal siang dengan empat raka’at maka Aku akan mencukupimu di akhir siang itu”. (hadist ditakhrij olej Tirmidzi)
Dari Na’im bin Hammaz ra., ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Wahai anak Adam, janganlah kamu lemah terhadapKu dari (melakukan) empat rakaat di awal harimu, maka Aku cukupkan kamu di akhir hari itu”. (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud).
Dari Abdullah bin Abu Thalhah dari ayahnya ra., ia berkata : Bawasanya Rasulullah saw. pada suatu hari datang dengan wajah gembira, lalu kami berkata : “Sesungguhnya kami melihat kegembiraan di wajah engkau”. Beliau bersabda : “Sesungguhnya datanglah Malaikat kepadaku. Ia berkata : “Wahai Muhammad, bukankah menjadikan engkau ridha, bahwasanya tidaklah seseorang membaca shalawat (memohon rahmat) atasmu melainkan Aku melimpahkan rahmat atasnya sepuluh kalinya, dan tidak seorangpun memohon keselamatan atasmu, melainkan Aku mem­berikan keselamatan atasnya sepuluh kalinya”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).
MEMBENARKAN AKIDAH
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Anak Adam (manusia) menyakiti Aku dengan mencaci maki tahun, dan Akulah tahun. Dan di tangan Akulah segala urusan, Aku balik siang dan malamnya”. (HR. Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah saw. Bersabda : “Allah berfirman : “Bani Adam (manusia) mencaci maki masa, Akulah masa, di tangan Akulah siang dan malam”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : Allah Ta’ala berfirman : “Anak Adam (manusia) men­dustakan Aku dan tidak pantas hal itu padanya. Ia mencaci maki Aku dan tidak pantas hal itu baginya. Adapun pendustaannya kepadaku adalah perkataannya : “Tuhan tidak akan mengembalikan aku sebagaimana ia telah menciptakan aku”, padahal menciptakan pada mula pertamanya tidak mudah atasKu dari pada mengembalikannya. Adapun caciannya kepadaKu adalah perkataannya : “Allah mengambil anak dan Akulah Yang Maha Esa dan tempat meminta. Aku tidak melahirkan, tidak dilahirkan dan tidak ada satupun yang menyamai Aku”. (Hadits ditakhrij oleh Al Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Allah vang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Anak Adam mendustakan Aku dan tidak seyogyanya baginya untuk mendustakan Aku. Anak Adam mencaci maki Aku dan tidak seyogyanya baginya untuk mencaci maki Aku. Adapun pendustaannya kepadaKu adalah perkataannya : “Sesungguhnya Aku tidak mengembalikannya sebagaimana Aku menciptakannya pada hal akhir penciptaan itu tidaklah lebih sukar atasKu dari pada menciptakan pertama kalinya. Adapun caciannya kepadaKu adalah perkataannya : “Allah mengambil anak, dan Akulah yang Maha Esa dan tempat meminta, Aku tidak dilahirkan, tidak melahirkan dan tidak ada satupun yang menyamai Aku”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i)
Dari Zaid bin Khalid Al Juhanni ra., ia berkata : Rasulullah saw shalat Subuh untuk kami di Hudaibiyah mengiringi langit malam. Ketika Nabi saw. berpaling, beliau menghadap ke arah orang-orang seraya bersabda : “Apakah kalian mengetahui sesuatu yang difirmankan oleh Tuhanmu ?”. Mereka menjawab : “Allah dan RasulNya lebih mengetahui” Dia berfirman : “Dari hambaKu ada vang masuk pagi beriman kepadaKu dan sorenya kafir”. Adapun orang yang berkata : “Kami diberi hujan dengan karunia dan rahmat Allah”. Itulah yang beriman kepadaKu dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata : “Kami diberi hujan karena bintang ini dan ini”., itulah orang yang kafir kepadaKu dan Iman kepada bintang”. (Hadits ditakhrij oleh Al Bukhari).
Dari Zaid bin Khalid Al Juhanni ra., ia berkata : Nabi saw diberi hujan lalu beliau bersabda : Allah berfirman : “Dari hambaKu ada yang kafir kepadaKu dan iman kepadaKu”. (Hadits ditakhrij oleh Al Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Aku tidak memberi kenikmatan kepada hamba Ku kecuali sekelompok dari mereka menjadi kafir dengan mengu­capkan : “Bintang dan karena bintang”. (Hadits di takhrij oleh An Nasa’i).
Dari Zaid bin Khalid Al Juhanni ra., ia berkata : Nabi saw. diberi hujan lalu beliau bersabda : “Tidakkah kalian mendengar apa yang difirmankan Allah tadi malam ?” Dia berfirman : “Aku tidak memberikan kenikmatan kepada hambaKu kecuali sekelompok dari mereka menjadi kafir, dengan berkata : “Kami diberi hujan oleh bintang ini dan ini”. Adapun orang yang beriman kepadaKu dan memujiKu atas diturunkannya hujan itu, maka itulah orang yang beriman kepadaKu dan kafir terhadap bintang. Dan barang siapa yang berkata : “Kami diberi hujan oleh bintang ini dan ini, itulah orang yang kafir kepadaKu dan iman kepada bintang”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).
Dari Abu Zur’ah, ia mendengar Abu Hurairah ra. berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat seperti buatanKu, maka hendaklah ia membuat semut kecil, atau membuat biji dan gandum”. (HR. Al Bukhari).
Dari Anas bin Malik ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Sesungguhnya umatmu senantiasa berkata : “Apakah ini, apakah ini ?”, sehingga mereka berkata : Ini adalah Allah, yang menciptakan makhluk. Maka siapakah yang menciptakan Allah?” (Hadits ditakhrij oleh Imam Muslim).
Dari Jundub ra. bahwasanya Rasulullah saw. bercerita bahwa seseorang berkata : “Demi Allah, Allah tidak mengampuni Fulan”. Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman : “Siapakah yang bersumpah atas Ku bahwa Aku tidak mengampuni Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Fulan dan Aku menghapus amal atau seperti apa yang ia ucapkan”. (Hadits ditakhrij oleh Imam Muslim).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Dua orang Bani Israil saling bersaudara (orang lain yang sudah diangkat sebagai saudara). Salah satunya berdosa dan yang lain tekun beribadah. Orang yang tekun beribadah itu melihat orang lain itu selalu berdosa lalu ia berkata kepadanya : “Hentikanlah”. Ia menjawab : “Biarkanlah saya dan Tuhan saya. Apakah kamu diutus sebagai pengawas atasKu?”. Lalu ia menjawab : “Demi Allah, Allah tidak mengampuni kamu, atau Allah tidak memasukkan kamu ke sorga”. Lalu Allah mencabut ruh dua orang itu, dan keduanya berkumpul di hadapan Tuhan semesta alam. Allah berfirman kepada orang yang tekun ini : “Apakah kamu mengetahui tentang Aku?” Ataukah kamu kuasa terhadap apa yang ada dalam tangan (kekuasaan) Ku?”. Allah berfirman kepada orang yang berbuat dosa : “Pergilah kamu, masuklah ke sorga dengan rahmat Ku, dan berkata kepada yang lalu : “Bawalah ia ke neraka”.
Abu Hurairah berkata : Demi Dzat yang diriku di tangan (kekuasaan) Nya sungguh ia mengatakan kalimat yang menghancurkan dunia dan akhiratnya. (Hadits ditakhrij Abu Dawud).
MANUSIA YANG PERTAMA KALI DIADILI PADA HARI KIAMAT
Dari Abu Hurairah ra., diceritakan : Orang-orang berkelompok-kelompok dari Abu Hurairah, Natil penduduk Syam berkata padanya : “Wahai Tuan, ceritakanlah kepadaku sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah saw. !”. Ia berkata : “Ya, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling pertama diadili pada hari qiyamat adalah seseorang yang mati syahid, ia didatangkan dan ditanyakan nikmat­-nikmatnya, lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : “Apakah yang kamu amalkan di dunia ? “. Ia menjawab : “Saya berperang sampai mati syahid”. Dia berfirman : “Kamu berdusta, tetapi kamu berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan itu telah dikatakan”. Kemudian ia diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sehingga ia dilemparkan kedalam neraka. Seorang yang memperlajari Ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur’an di­datangkan. Nikmat-nikmatnya, ditanyakan dan ia mengakuinya. Dia berfirman : “Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?”. Ia menjawab : “Saya mempelajari Ilmu, mengajarkannya, dan saya membaca Qur’an karena-Mu”. Dia berfirman : “Kamu berdusta, karena kamu mempelajari Ilmu agar dikatakan pandai dan kamu membaca Al Qur’an agar dikatakan sebagai qari’, dan itu semua telah diucapkan”. Kemudian diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sampai dicampakkan kedalam neraka. Dan seorang yang diberi kelapangan oleh Allah dan diberi berbagai macam seluruh harta didatangkan dan ditanyakan nikmat-nikmatnya lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : “Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?”. Ia menjawab : “Saya tidak meninggalkan jalan yang mana engkau senang untuk di infakkannya (harta) melainkan saya menginfakkannya karena-Mu”. Dia berfirman : “Kamu berdusta, tetapi kamu kerjakan agar dikatakan sebagai dermawan, dan itu telah dikatakan”. Ia diperintahkan, lalu ditarik wajahnya kemudian dilemparkan kedalam neraka”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Said ra., ia berkata : “Rasulullah saw bersabda : “Seseorang diantaramu janganlah menghina dirinya”. Mereka berkata : “Wahai Rasulullah, bagaimanakah salah seorang dari pada kami menghinakan dirinya ?”. Beliau bersabda : “Ia melihat urusan Allah yang didalamnya ada tempat untuk berpendapat, ia tidak berpendapat. Besok pada hari Qiyamat Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman kepadanya: “Apakah yang mencegah kamu untuk berpendapat begini dan begitu?”. Ia menjawab : “Karena takut kepada manusia : “Dia berfirman : “Hanya Akulah yang berhak ditakuti”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
NERAKA MENGADU KEPADA TUHANNYA
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Neraka mengadu kepada Tuhan, lalu berkata : “Tuhan, sebahagianku makan sebahagian yang lain”. Maka Tuhan mengizinkan bagi neraka dua nafas yaitu : Nafas pada musim dingin dan nafas pada musim panas, maka itulah panas yang sangat panas yang kamu dapati, dan itulah dingin yang sangat dingin yang kamu dapati”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
ORANG-ORANG MU’MIN MELIHAT TUHAN DAN ALLAH BERFIRMAN KEPADA PENGUNI SORGA
Dari Syuhaib ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Ketika penghuni sorga masuk ke sorga”, beliau bersabda : “Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman : “Kamu menghendaki agar aku menambahkan sesuatu untukmu?” Mereka berkata : “Tidakkah Engkau mencemerlangkan wajah kami? Tidakkah Engkau memasukkan kami ke sorga? dan menyelamatkan kami dari neraka?”. Rasulullah saw. bersabda : “Maka dibukalah tirai dan tidaklah mereka diberi sesuatu yang lebih mereka sukai dari pada melihat Tuhan mereka”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Ketika penghuni sorga dalam kenikmatannya tiba-tiba memancar cahaya kepada mereka, maka mereka mengangkat kepala, tiba-tiba Tuhan telah muncul di hadapan mereka dari atas, lalu berfirman : “Selamat sejahtera wahai penghuni sorga”, Rasulullahlah saw. bersabda: “Itulah firman Allah :
“SALAAMUN QAULAM MIRRABBIRRAHIIM” (Kepada mereka dikatakan) : “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yaasiin : 58).
Rasulullah saw. bersabda : “Maka Tuhan melihat mereka dan mereka melihat Nya ; dan mereka tidak menghiraukan kenikmatan kenikmatan lain, selama mereka melihat Nya, sehingga Tuhan tertutup dari mereka dan tetaplah cahaya dan keberkahan Nya pada mereka di tempat-tempat mereka itu. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar