BUDIDAYA KAPULAGA
Penyebab Kapolaga Tidak Berbuah
Budidaya kapolaga gampang-gampang
susah! Bisa saja tanamannya tumbuh subur tapi tidak dapat berbuah.
Untuk itu perlu dicari penyebabnya.
Di Indonesia dikenal ada 2 jenis
kapolaga, yaitu kapolaga sabrang dari marga Elettaria, dan kapolaga
lokal dari marga Amomum. Tanaman ini dapat diperbanyak secara
generatip (dari biji) maupun vegetatip (s), tetapi petani umumnya
lebih suka secara vegetatip.
Berdasarkan hasil pengamatan Balai
Tanaman Industri (Balithi) Di Desa Tegal Sari, Kecamatan Losari,
Rembang ada petani yang memiliki tanaman kapolaga yang tumbuh subur
tetapi tidak berbuah, beberapa kemungkinan faktor penyebab dominan :
1. Kondisi lingkungan tumbuh tanaman
tidak sesuai. Untuk jenis kapolaga sabrang (seperti telah dijelaskan
di atas) umumnya dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi baik pada
lahan-lahan dengan ketinggian tempat > 500 m dpl (pegunungan).
Sedangkan jenis kapolaga lokal, lebih sesuai untuk dataran rendah
sampai menengah ( < 500 m dpl).
2. Faktor iklim, seperti jumlah dan
pola penyebaran curah hujan yang tidak terpenuhi. Tanaman umumnya
menghendaki adanya bulan kering yang cukup tegas (3-4 bulan) dalam
satu tahun. Hal ini sangat diperlukan untuk merangsang inisiasi
bunga. Sebaliknya, jumlah dan pola penyebaran curah hujan yang
terlalu banyak dan hampir sepanjang tahun, juga berdampak tidak baik
dalam pembentukan buah. Bahkan pada tanaman tertentu, bakal bunga
yang sudah terbentuk dapat gagal (berubah) menjadi daun, bila kondisi
iklim terlalu banyak hujan atau kurang pencahayaan (lama penyinaran).
3. Penyerbukan bunga yang gagal.
Berdasarkan karakter (morfologi) bunganya, agen penyerbuk bunga
kapolaga dapat oleh angin atau serangga. Dalam hal ini tidak
diperoleh informasi agen mana yang lebih dominan. Kalau faktor yang
lebih dominan adalah serangga, maka biasanya tidak terjadi sepanjang
tahun. Artinya, hanya tahun terjadi pada tahun tertentu, mungkin
karena faktor iklim yang terlalu panas (curah hujan ekstrim rendah)
sehingga populasi serangga penyerbuk turun drastis. Sebaliknya, kalau
kapolaganya hampir sepanjang tahun tetap berbunga normal tetapi tidak
berhasil membentuk buah, maka mungkin perlu kajian lebih lanjut untuk
mengidentifikasi faktor penyebab yang sesungguhnya.
Mengenal Kapolaga
E. Cardamomum adalah jenis kapolaga
sabrang yang sering ditemukan sebagai tanaman koleksi (plasma
nutfah), karena jarang dibudidayakan petani. Jenis ini mempunyai
kualitas lebih baik, kandungan minyak atsiri cukup tinggi (3.5-7.0%),
sehingga memiliki harga jual lebih mahal dibanding jenis lokal.
(Untuk informasi lebih lengkapnya
silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991)
Arsip
BUDIDAYA TANAMAN KAPAS
Kelapa Dalam sebagai Pelindung Tanaman
Pala
ALAT PENGEMPA MINYAK JARAK
Inovasi Teknologi Pengendalian Hama
Berbasis Ekologi Dalam Mendukung Pengembangan Kapas
Penyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa
Sawit
Arsip Lainnya...
You are here: Arsip Artikel Artikel
Teknis Pertanian Budidaya Kapulaga
Budidaya Kapulaga
Kamis, 28 Agustus 2008 18:14
administrator
BUDIDAYA KAPULAGA
oleh: Risa Nurul Falah
Tanaman kapulaga dari tahun ketahun
semakin berkembang sebagai bahan baku diusahakan secara
monokultur atau sebagai tanaman sela diantara tan. Perkebunan lainnya
seperti karet, kelapa sawit atau tan. Buah-buahan seperti durian,
mangga dan lain-lain. Sehingga lahan untuk pengembangannya cukup
tersedia. Ditinjau dari segi agronomis (tanah dan iklim) Propinsi
Bengkulu mempunyai jenis tanah yang bervariasi dari jenis tanah
Alluvial, andosol, podsolik merah kuning dan mediteran dg ketinggian
0-1.000 meter lebih di atas permukaan laut. Curah hujan cukup tinggi
rata-rata 3.000 - 4.000 mm/tahun dengan suhu udara 20-340 C.
obat-obatan, makanan dan komestika, sehingga termasuk komoditi ekspor
yang penting. Peluang pengembangannya sebagai komoditi ekspor dari
Propinsi Bengkulu cukup besar, mengingat daerah Bengkulu merupakan
daerah yang potensial untuk pengembangan tanaman perkebunan rakyat
maupun perkebunan besar. Sedangkan tanaman kapulaga dapat diusahakan
secara monokultur atau sebagai tanaman sela diantara tan. Perkebunan
lainnya seperti karet, kelapa sawit atau tan. Buah-buahan seperti
durian, mangga dan lain-lain. Sehingga lahan untuk pengembangannya
cukup tersedia. Ditinjau dari segi agronomis (tanah dan iklim)
Propinsi Bengkulu mempunyai jenis tanah yang bervariasi dari jenis
tanah Alluvial, andosol, podsolik merah kuning dan mediteran dg
ketinggian 0-1.000 meter lebih di atas permukaan laut. Curah hujan
cukup tinggi rata-rata 3.000 - 4.000 mm/tahun dengan suhu udara
20-340 C.
MORPOLOGI DAN SYARAT TUMBUH KAPULAGA.
Tanaman kapulaga di Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu jenis
local (Amomum cardomomum) dan kapulaga sabrang (Elettaria cardomomum)
yang merupakan introduksir dari India.
Kadar
minyak atssiri kapulaga local lebih kurang 2,4 persen yang terdiri
dari berneol dan kamfer. Sedangkan kadar minyak atsiri kapulaga
sabrang 4 - 9 persen yang mengandung terpen, terpineol dan sineol.
Morpologi
Daun
berdaun tunggal, duduk atau bertangkai
pendek dan letak daun pada batang tersebar berhadapan.
bentuk daun lunset, panjang 20 - 55 cm,
lebar 2,5 - 11 cm. kapulaga sabrang daunnya relative panjang dan
warnanya lebih muda dabandingkan jenis local.
tepi daun rata, pangkal daun meruncing
dan ujung dau runcing, pertualangan daun menyirip.
Batang
berbatang semu, terbungkus oleh pelepah
daun yang berwarna hijau.
berbentuk bulat, tumbuh tegak, tinggi
sekitar 1-3 meter. Batang tumbuh dari rhizome (rimpang) yang berada
di bawah permukaan tanah.
satu rumpun dapat mencapai 30-50 batang
dan warna rimpang ada yang merah kehitaman dan ada yang putih atau
putih kehijauan tergantung jenisnya.
Bunga
Kapulaga local bunganya tersusun rapat
berbentuk bulir kerucut, tangkai bunga berbuku rapat, mempunyai
pelindung tersusun seperti sisik dan bunga yang diujung biasanya
tidak menjadi buah.
bunga kapulaga sabrang berwarna putih
bergaris coklat, daun pelindung berwarna kusam, terdapat pada setiap
ruang tangkai buah.
Buah
buah kapulaga local tersusun rapat
burupa tandan yang terdiri 5-18 buah setiap tandan.
bentuk buah bulat, beruang tiga, setiap
buah terdapat 14-16 biji dan ukuran buah, warna kulit buah berbeda
menurut jenisnya.
kapulaga merah kulit buah berwarna
putih kemerahaan, sedangkan kapulaga putih buahnya berbulu halus.
kapulaga sabrang buahnya duduk,
menyebar pada percabangan malai dan tangkai panjang.
bentuk buah bulat panjang sampai agak
lonjong, warna kulit buah haijau atau hijau muda.
Syarat Tumbuh
Tanah
jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan
kapulaga local atau sabrang adalah latosol, andosol, alluvial,
podsolik merah kuning dan mediteran.
bertekstur lempung berliat atau lempung
berpasir. Pada tanah bertekstur liat pertumbuhan kapulaga tidak
mengecewakan asal diadakan pengolahan tanah terlebih dahulu.
tidak menyukai air yang tergenang,
bahan organic tanah harus tinggi dan berdrainase baik dg derajat
kemasaman atau pH 5,6-6,8.
kapulaga dapat tumbuh pada
ketinggian 200-1000 m dari permukaan laut dan optimalnya 300-500 m
dari permukaan laut.
Iklim
tumbuh baik pada daerah - daerah yang
bertipe iklim A, B, dan C (sistim schidt dan ferguson).
Curah hujan optimal 2.500-4.000 mm per
tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi berpengaruh buruk sehingga
tangkai bunganya pendek dan bunga banyak yang busuk.
Musim kemarau yang panjang
mengakibatkan pembentukan anakan sedikit, sehingga bunga yang
dihasilkan berkurang.
Pada daerah dengan rata-rata curah
hujan 2.500 per tahun diperlukan 136 hari hujan per tahun dengan
bulan kering tidak lebih dari 3 bln, bulan basah 8 bln dan bulan
lembab 1,5 bln.
Suhu rata-rata yang dikehendaki
berkisar antara 20-30oC, sedangkan di dataran rendah denga pohon
pelindung yang cukup rimbun suhunya 23-30oC.
Intensitas cahaya yang baik untuk
pertumbuhan kapulaga berkisar 30 70 persen.
Potensi dan Manfaat Buah Kapulaga
Kapulaga (Amomum cardamomum) selama ini
dikenal sebagai rempah untuk masakan dan juga lebih banyak digunakan
untuk campuran jamu. Di beberapa daerah kapulaga dikenal dengan nama
kapol, palago, karkolaka, dan lain-lain.
Orang Tionghoa menyebutnya pai thou kou
(bahasa Tionghoa). Orang Yunani biasa menyebut cardamomom yang
kemudian dilatinkan oleh orang Romawi menjadi cardamomum. Dalam
bahasa Inggris disebut cardamom. Dalam bahasa Thai disebut krava,
elaichi dalam bahasa Hindi, dan elakkaai dalam bahasa Tamil.
Semula kapulaga ditemukan tumbuh
alamiah di daerah Pegunungan Malabar, pantai barat India. Karena laku
di pasar dunia, kemudian banyak ditanam di Sri Lanka, Thailand, dan
Guatemala. Di Indonesia mulai dibudidayakan sejak 1986.
Dalam perdagangan kemudian ditawarkan
juga varietas kapulaga lain dari pegunungan tinggi Mysore (India)
yang buah lonjongnya lebih membulat, dan lebih disukai karena lebih
sedap. Berbeda dengan kapulaga Malabar yang tandan bunganya merayap,
tandan bunga kapulaga Mysore tumbuh tegak.
Tanaman kapulaga merupakan tanaman
herbal yang membentuk rumpun, bentuknya seperti tumbuhan jahe, dan
dapat mencapai ketinggian 2-3 meter. pada umumnya kapulaga tumbuh di
hutan-hutan yang masih lebat. Kapulaga hidup subur di ketinggian
200-1.000 meter di atas permukaan laut.
Tanaman kapulaga awalnya memang hidup
liar, namun kini kapulaga dibudidayakan sebagai tanaman rempah.
Tumbuhan berbatang basah ini memiliki batang berpelepah daun yang
membalut batangnya. Letak daunnya berseling-seling. Bunga tumbuhan
ini tersusun dalam tandan yang keluar dari rimpangnya.
Buahnya berbentuk bulat telur, berbulu,
dan berwarna kuning kelabu. Buahnya berkumpul dalam tandan kecil dan
pendek. Bila masak, buahnya akan pecah dan membelah berdasarkan
ruang-ruangnya. Di dalamnya terdapat biji yang berbentuk bulat telur
memanjang.
Kapulaga berbuah pada umur 3 tahun.
Buah kapulaga muncul dari batang semu dekat tanah, dan merayap
bersama tandannya yang sepanjang 1 m, ke tanah sekitarnya. Supaya
tidak kotor kecipratan tanah kalau hujan, petani pemiliknya
menyelipkan lembaran plastik sebagai alas di bawah tandan buah itu.
Buah lonjong sepanjang 1 cm yang
bersisi tiga itu dipetik kalau sudah montok, padat berisi, setengah
matang. Warna hijaunya sudah berubah hijau muda. Tadinya hijau tua.
Ketika berubah warna itulah baunya sangat sedap.
Di India, buah yang sudah dikeringkan,
disortir menurut ukuran dan warnanya. Buah yang sudah berwarna kuning
seperti warna jerami, dikemas sebagai buah yang siap jual, sedangkan
yang belum berwarna kuning akan dipucatkan dulu dengan uap belerang.
Penjagaan mutu inilah yang membuat India menjadi pengekspor kapulaga
yang digemari oleh semua orang.
Buah yang sudah kering menjadi keriput,
bergaris-garis, berisi 4 - 7 butir biji kecil berwarna coklat
kemerah-merahan. Rasanya agak pedas seperti jahe, tetapi baunya
tidak.
Kapulaga lokal adalah tanaman dataran
rendah. Kapulaga hanya bisa tumbuh baik dan berproduksi optimal pada
lahan dengan ketinggian mulai dari 0 sampai dengan 700 meter di atas
permukaan laut (m. dpl). Sebaliknya, kapulaga sabrang justru hanya
mau tumbuh baik di dataran tinggi mulai dari 700 sampai dengan 1.500
m. dpl.
Yang juga membedakan kapulaga lokal
dengan kapulaga sabrang adalah buahnya. Buah kapulaga lokal tumbuh
berupa dompolan yang menempel di atas tanah. Tiap dompolan berisi
antara 10 sampai dengan 20 butiran buah. Buah kapulaga lokal
berbentuk bulat. Diameternya sekitar 1 cm. Dalam buah tersebut ada
segmen-segmen yang terpisah dan berisi butiran biji. selain itu
adalah produktifitasnya. Kapulaga lokal dengan sistem tanam
tumpangsari populasi 1.400 tanaman per hektar, akan mampu berproduksi
sekitar 2,8 sd. 3 ton buah basah per tahun. Sedangkan kapulaga
sabrang var. malabar lebih tinggi yakni 4,2 sampai dengan 4,5 ton per
hektar per tahun. Sementara var. mysore hanya sekitar 2 ton per
hektar per tahun. Hingga yang selama ini lebih banyak dikembangkan
oleh para petani kita hanya var. malabar.
Kapulaga lokal sudah mampu berproduksi
pada umur 1,5 tahun setelah tanam dengan bibit anakan yang
baik. Sementara kapulaga sabrang, baik yang malabar maupun
mysore baru mulai berbuah pada umur 2 tahun. Harga kapulaga
lokal selalu lebih murah dibanding kapulaga sabrang. Biasanya harga
kapulaga sabrang tiga kali lipat dibanding kapulaga lokal.
Pemanfaatan kapulaga lokal sebagian
untuk industri farmasi dan sebagian lagi sebagai bahan kuliner.
Selain untuk kuliner dan industri farmasi, kapulaga juga merupakan
bahan minyak atsiri dan oleoresin.
Dalam perdagangan internasional, minyak
kapulaga dikenal dengan nama Cardamon Oil. Kandungan True Cardamon
Oil adalah terpen, terpeneol dan sineol. Sementara False Cardamon Oil
selain mengandung tiga bahan tadi juga masih ada kandungan berneol
dan kamfernya.
Manfaat Buah Kapulaga
Biji, yang diambil dari tumbuhan
sebelum buah masak benar, dapat dimanfaatkan sebagai obat. Dalam
dunia obat-obatan biji yang telah dikeringkan dinamakan semen
cardamomi. Selain bijinya, yang digunakan untuk obat adalah bagian
akar, buah, dan batangnya.
Kapulaga mengandung minyak atsiri,
sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak, silikat,
betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat,
dan kersik. Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat sebagai
obat batuk. Kapulaga juga memiliki khasiat untuk mencegah keropos
tulang.
Kapulaga memiliki aroma sedap sehingga
orang Inggris menyanjungnya sebagai grains of paradise. Aroma sedap
ini berasal dari kandungan minyak atsiri pada kapulaga. Minyak atsiri
ini mengandung lima zat utama, yaitu borneol (suatu terpena) yang
berbau kamper seperti yang tercium dalam getah pohon kamper.
Beberapa pabrik bumbu juga
mengekstrakkan minyak asiri dari biji kapulaga menjadi Cardamom oil
yang kemudian dikemas dalam botol. Dalam bentuk minyak ini pula,
kapulaga dipakai untuk menyedapkan soft drink dan es krim di pabrik
Amerika.
Potensi Produk Buah Kapulaga
Para petani desa hutan di Desa Sedayu
Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo kini diuntungkan dengan tanaman
kapulaga. Jenis tanaman rempah-rempah ini hanya sekali tanam dan
dapat dipanen berkali-kali setiap bulan. Harga kapulaga kering
mencapai Rp 40 ribu per kilogram, sedangkan kapulaga basah mencapai
Rp 8 ribu per kilogram. Di samping itu, perawatan terhadap tanaman
ini tidak terlalu rumit, bahkan sebagian besar menjadi kegiatan
sampingan ibu-ibu rumah tangga.
Setelah panen, tanaman ini akan terus
berbuah," ujar Kepala Desa (Kades) Sedayu Drs Kosim di desanya.
Dikatakan, para petani memanfaatkan bantuan bibit kapulaga dari Dinas
Kehutanan Propinsi Jawa Tengah, ditanam secara tumpang sari di lahan
hutan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan,
di petak 100 B
Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Katerban,
yang berbatasan dengan DIY di ujung Barat Laut Kabupaten Kulonprogo.
Ditanam di lahan seluas kurang lebih 25 hektar. Dari bantuan benih
yang diterimanya pada tahun 2007 itu menurut Kosim, sekarang sudah
dapat dipanen dengan masa panen setiap bulan sekali.
Kegiatan penanaman kapulaga ini
melibatkan sekitar 98 orang dari sekitar 354 petani yang tergabung
dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sedyo Rahayu. Di samping
sebagai kegiatan sampingan, tanaman jenis kapulaga ini juga mudah
perawatanya.
Hal ini juga diakui Sutrisno (34) salah
seorang petani setempat. Bahkan menurutnya, pemeliharaan tanaman ini
tidak terlalu sulit. "Paling hanya membersihkan rumput yang
tumbuh di sekitar tananam disertai pemupukan"
Penanaman kapulaga ini sekaligus juga
sebagai program pupuk organik yang dilakukan oleh para petani. Mereka
memanfaatkan pupuk kandang dan kompos rumah tangga untuk memupuk
tanaman ini. Kapulaga dapat tumbuh subur di tempat teduh atau di
bawah kayu tegakan Perhutani, yang sebagian besar berupa tanaman
pinus
Kapulaga hanya mau tumbuh baik di bawah
naungan. Komoditas ini cocok untuk dikembangkan sebagai tanaman
tumpangsari pada kebun-kebun tanaman keras. Misalnya di hutan jati,
kebun kopi, kakao, petai, jeruk dan lain-lain yang bagian bawah
tegakannya masih menerima sedikit sinar matahari.
Kebun sawit dan karet misalnya, sulit
untuk diberi tumpangsari kapulaga karena tajuknya sangat rapat. Bisa
juga kapulaga ditumpangsarikan dengan pisang. Satu baris tanaman
pisang diselingi dengan satu baris tanaman kapulaga. Untuk naungan
kapulaga bisa dipilih lamtoro, glirisidia, kaliandra, albisia atau
dadap. Meskipun sudah ditumpangsarikan dengan pisang, apabila tidak
diberi naungan khusus, pertumbuhan kapulaga tidak akan optimal.
Dengan cara tanam tumpangsari, satu
hektar lahan dapat diisi dengan pisang atau tanaman tahunan sebanyak
300 sampai 400 pohon dan kapulaganya sekitar 1.400 sampai dengan
1.500 rumpun. Tanaman pisang, setelah lewat umur satu tahun, tiap
tahunnya dapat dipanen dua kali masing-masing satu tandan @ 15 kg.
per rumpun. Bararti dari pisang akan didapat hasil antara 9 sampai
dengan 12 ton buah. Dengan harga per kg Rp 500,- (di Jawa) maka dari
satu hektar lahan tumpangsari itu akan didapat hasil Rp 4.500.000,-
sampai dengan Rp 6.000.000,-
Kalau yang ditanam kapulaga lokal
(ketinggian lahan di bawah 700 m. dpl), maka hasilnya per rumpun per
tahun 2 kg buah kapulaga basah atau 0,5 kering. Berarti dari tiap
hektar dengan populasi 1.400 sampai 1.500 rumpun kapulaga lokal akan
didapat hasil 2.8 ton - 3 ton buah basah atau 560 kg - 600 kg.
Buah kapulaga kering (bobot buah kering ± 20% dari bobot buah
basah). Dengan harga Rp 20.000,- per kg, maka hasilnya antara Rp
11.200.000 sampaiRp 12.000.000 per hektar per tahun
(sumber gambar :
www.tiesnovyta.multiply.com)
saya membutuhkan
lele konsumsi ukuran 7-10 ekor/ kg.
1.5-2 kwintal perhari
mujaer ukuran 6 ekor up / kg 1 kwintal
perhari
patin ukuran 3 ekor up . kg 50 kg per 3
hari
bagi yang tertarik dapat menghubungi
saya di 0812-88442669
atau email black_amachi@yahoo.com
harga franco depok timur....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar